Mahasiswi di Jogja Disiram Air Keras

5 Fakta Penyiraman Air Keras ke Mahasiswi di Yogyakarta, Pelaku Sakit Hati Diputus Cinta

Motif Billy melakukan penyiraman itu karena ia sakit hati diputus oleh N. Keduanya putus di bulan Agustus 2024 setelah menjalin kasih sejak tahun 2021

|
Tribun Jogja/ Suluh Pamungkas
Ilustrasi Kriminalitas 

TRIBUNJOGJA.COM - Seorang mahasiswi STMPD ‘APMD’ Yogyakarta berinisial N menjadi korban penyiraman air keras oleh seorang laki-laki bernama Billy di malam Natal, Selasa (24/12/2024).

Motif Billy melakukan penyiraman itu karena ia sakit hati diputus oleh N.

Hal ini terungkap setelah pihak kepolisian mengamankan dua tersangka, salah satunya Billy dan tersangka S atau Satim yang menjadi eksekutor.

Berikut tujuh fakta kasus penyiraman air keras yang dilakukan Billy ke mahasiswi di Yogyakarta:

1. N pernah pacaran dengan Billy di tahun 2021

Billy dan N sempat menjadi pasangan kekasih di tahun 2021. Namun, pada tahun 2024, mereka pisah, tapi perpisahan itu tetap tidak bisa diterima Billy.

Kasatreskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Probo Satrio mengatakan, semenjak putus, Billy berusaha kembali dengan N, tapi N tidak mau.

"Namun (korban) gak mau. Akhirnya ada ancaman pelaku intinya kalau gak bersatu kalau sakit ya sama-sama merasakan. Kalau hancur ya, hancur semua," jelas Probo.

2. Billy mencari eksekutor, dibayar Rp7 juta

Selanjutnya pada pertengahan Desember 2024, Billy merencanakan kejahatannya dengan mengunggah informasi di Facebook, bahwa ia membutuhkan tenaga kerja yang mau melakukan apa saja.

Satim kemudian menanggapi unggahan itu dan melanjutkan percakapan dengan Billy melalui WhatsApp.

"Si B dia membuat cerita bahwa seolah-seolah dia ini seorang perempuan Sen Lung membuat cerita dia dikhianati suaminya dan seorang perempuan perebut laki orang (pelakor). Pelakornya ini adalah korban," jelasnya.

Kemudian, eksekutor ini minta uang Rp7 juta disanggupi oleh tersangka B. Namun uang itu akan digenapi setelah eksekusi dilaksanakan. 

"Jadi si B berusaha menutupi jati dirinya. Uang yang diberikan juga COD dibungkus plastik kemudian diambil eksekutor," ungkap Probo.

Satim dibayar enam kali, dengan nominal Rp1,6 juta sekaligus untuk beli jaket pelaku.
 
Billy membayar uang itu dengan dibungkus plastik dan diletakkan di tempat yang disepakati agar identitasnya tidak terbongkar.

Selama bertransaksi maupun berkomunikasi dengan Satim, Billy menutup rapat identitasnya yakni tidak pernah menelepon maupun membayar uang operasional via COD. 

Keduanya disebut pun baru bertemu tatap muka saat penangkapan polisi.

3. N disiram air keras di indekosnya

Kemudian, tanggal 24 Desember 2024 pukul 17.00 WIB, Billy menghubungi eksekutor bahwa korban ada di kost alamat Baciro, Gondokusuman, Kota Yogyakarta untuk persiapan ke gereja.

"Ternyata benar. Ke gereja sekitar 19.00 WIB, entah darimana akhirnya pelaku Satim datang ke kos korban jam 18.30 WIB," terang Probo.

Setelah sampai di depan pintu kos korban, pelaku langsung masuk ke kamar korban karena pintu kost korban agak terbuka dan pelaku melihat korban selesai mandi.

Baca juga: Kisah Cinta Mahasiswi di Yogyakarta Berakhir Duka, Selesai Mandi Disiram Air Keras

"Langsung air keras itu disiramkan ke korban kena muka dan sekujur tubuh. Kemudian korban berteriak pelaku langsung lari," ujar Probo.

Berdasar hasil penyelidikan pelaku menggunakan sepeda motor jaket ojek online dan memakai masker.

4. Billy sempat mengelak bahwa dia pelaku

Polresta Jogja akhirnya meringkus Billy dan Satim. Billy diketahui berasal dari Kalimantan Barat, sama dengan NH. Adapun Satim berasal dari Kuningan, Jawa Barat.

"Yang beli air keras si S (Satim), beli di salah satu toko kimia di Malioboro," ungkap Probo.

Saat ditangkap pada Rabu (25/12/2024), Billy sempat tak mengakui perbuatannya. Namun, dari bukti dan keterangan teman korban, Billy dipastikan dalang di balik insiden ini.

"Awalnya (Billy) tidak mengakui, dia memang sengaja ini direncanakan supaya mengaburkan. Direncanakan secara terencana betul," ujar Probo

5. Billy buang HP untuk hilangkan jejak

Probo menerangkan Billy yang diamankan di kosnya, sempat membuang HP miliknya di gudang. 

Namun, kecurigaan polisi muncul setelah mengambil keterangan dari teman-teman kos Billy.

"Kemudian, teman-temannya di kos kami mintai keterangan dan bilang dia punya HP 2, tapi yg 1 katanya hilang baru saja. Kami semakin curiga," terang Probo.

"Saat kami amankan si B, ternyata dia membuang HP di gudang sebelah. Saat kita lakukan penggeledahan, kita dapatkan dan kita temukan komunikasi dengan eksekutor. Kami mendapat (bukti) komunikasi dia (Billy dan Satim) melalui HP," lanjutnya.

Akibat perbuatan Billy dan Satim, korban mengalami luka serius di seluruh tubuh dan mendapat perawatan intensif di RSUP Dr Sardjito.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari / Miftahul Huda )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved