Mengawal Inovasi, UGM Dorong RSA Jadi Pionir Rumah Sakit Pendidikan Nasional
Kampus pun bakal berkomitmen untuk menguatkan peran dari RSA di Indonesia dengan program studi unggulan yang berkesinambungan
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Universitas Gadjah Mada (UGM) mendorong Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM menjadi percontohan rumah sakit pendidikan pertama di Indonesia.
Dengan begitu, UGM berupaya untuk memanfaatkan teknologi terkini untuk mempercepat transformasi RSA UGM.
“Memang, kita harus berani berinovasi. Kita harus berjalan di depan duluan ketika belum ada contohnya. Biasanya, orang kalau belum ada contohnya, belum akan berjalan karena takut salah. Pada saat takut salah ini, inovasi tidak akan pernah terjadi,” kata Rektor UGM, Prof. Ova Emilia di Grha Sabha Pramana (GSP), Senin (9/12/2024).
Maka dari itu, kampus pun bakal berkomitmen untuk menguatkan peran dari RSA di Indonesia dengan program studi unggulan yang berkesinambungan.
Hal ini karena belum ada RS pendidikan yang ideal di Indonesia.
“Karena kalau rumah sakit pendidikan itu harus sejalan dengan outstanding care (layanan yang unggul). Itu bukan hanya masa kini, tapi menyongsong kemajuan ke depan. Jadi, harus berani meneliti, riset dan melakukan pembaruan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” jelasnya.
Baca juga: Catatan Pakar UGM tentang Makan Bergizi Gratis Budget Rp 10 Ribu: Masaknya Dekat Sekolah
Ova tidak menampik, sebagian dokter merasa galau dengan dinamika kementerian lantaran menilai RS vertikal, seolah-olah, terpisah dengan pelayanan dan pendidikan.
Ia mengatakan, ada prasangka yang muncul bahwa RS pelayanan berada di bawah Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sedangkan kalau RS pendidikan dikaitkan dengan kementerian yang berhubungan dengan pendidikan.
RS pelayanan, kata dia, berfungsi untuk membuat arah kebijakan, strategi-strategi, membuat indikator-indikator capaian, dan memetakan kebutuhan mewujudkan masyarakat yang sehat.
Dipaparkan, RS pendidikan dijalankan berkelanjutan untuk mendukung kesehatan masyarakat tidak hanya di masa kini namun juga di masa depan melalui penelitian, riset, dan pembaharuan pelayanan.
“RS pendidikan ini harusnya berfungsi komplementer (saling melengkapi) dan RS outstanding care itu adalah RS pendidikan. Di luar negeri, di global, RS terbaik adalah RS yang berkaitan dengan universitas, pendidikan dan dekat dengan penelitian,” jelasnya.
Tantangan kehadiran RS pendidikan yang ideal sebagai percontohan di Indonesia menurut Ova berasal dari keberpihakan pemerintah.
Menurutnya, mengembangkan dan memajukan pendidikan membutuhkan investasi jangka panjang.
“Sektor pendidikan menjawab, menyediakan SDM yang sesuai dengan kebutuhan, menjawab dengan inovasi dan riset yang nantinya memperbaiki pelayanan. Sinergi seperti ini yang perlu kita kawal bersama. Saya harap RSA UGM bisa jadi contoh dari fungsi RS pendidikan di Indonesia,” jelasnya.
Pengamat Ekonomi Energi UGM Minta Pemerintah Dampingi Eksplorasi Sumur Minyak Rakyat |
![]() |
---|
Roy Suryo Beberkan Kronologi Pembatalan Sewa Gedung UC UGM untuk Soft Launching Jokowi's White Paper |
![]() |
---|
Kisah Ruru, Mahasiswa asal Zimbabwe Pilih Kuliah S2 Biologi di Kampus UGM Yogyakarta |
![]() |
---|
UGM Jadi Runner Up Genera-Z Berbakti, Implementasikan Keilmuan di Desa Wisata Binaan BCA |
![]() |
---|
UGM Buka Suara tentang Pejabat Kampus yang Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Biji Kakao Fiktif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.