Manfaatkan Danais, Pembangunan Aviary Gunungkidul Memasuki Tahap Pembuatan Masterplan

Pembentukan Masterplan ini akan menguatkan konsep metode forest birds atau membuat kondisi Aviary persis seperti kehidupan burung di dalam hutan

Dok. Istimewa
Petugas memasang pagar pembatas untuk pembuatan Aviary pertama di Gunungkidul, pada Senin (9/12/2024) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita GintingĀ 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Proyek pembangunan kandang burung berukuran besar (Aviary) di Kalurahan Giritirto, Kapanewon (kecamatan) Purwosari, Kabupaten Gunungkidul memasuki tahap pembuatan konsep tata ruang atau masterplan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono, mengatakan pembentukan Masterplan ini akan menguatkan konsep metode forest birds atau membuat kondisi Aviary persis seperti kehidupan burung di dalam hutan.

"Jadi, memang kami ingin membuat Aviary ini seperti tempat alami tinggal burung-burung ketika di hutan, makanya akan tetap mempertahankan hutan yang ada, jadi sama sekali tidak ada perusakan hutan untuk pembuatan Aviary ini,"tuturnya saat dikonfirmasi pada Senin (9/12/2024).

Dia menuturkan sejauh ini tahapan yang sudah dilalui dalam pembuatan Aviary yakni pembebasan lahan seluas 3,5 hektare milik warga yang dilakukan secara bertahap sejak 2023-2024 ini.

Kemudian, melakukan pembangunan pagar yang ditargetkan selesai, pada 18 Desember 2024 mendatang.

Baca juga: Uji Coba Perdana Program Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Batal Digelar, Ini Kata Disdik

"Dan, semuanya untuk proses ini sepenuhnya disokong oleh Dana Istimewa (Danais) dan hingga tahapan ini yang sudah disalurkan sekitar Rp10 miliar, yang diperuntukkan untuk pembebasan lahan dan pembangunan pagar"ungkap dia.

Dia menerangkan kawasan konservasi ini dicanangkan akan memiliki kawasan konservasi untuk spesies burung (aves) dan reptil (reptilia).

Di mana, latar belakang dibangun kawasan konservasi ini sejalan dengan kebijakan Gubernur DIY yakni untuk menyelamatkan ekosistem kawasan karst sekaligus edukasi ke masyarakat.

Selain dibangun untuk melestarikan satwa, dia mengatakan, kawasan konservasi ini juga akan dikembangkan sebagai sarana wisata edukasi.

"Tentu kelanjutannya dari adanya konservasi ini diharapkan bisa menjadi salah satu destinasi wisata, nanti akan menjadi bagian dari taman satwa. Karena,kami ingin ini manfaatnya tidak hanya untuk sisi ekologis saja, namun bisa juga bermanfaat dari sisi ekonomisnya,"tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved