Buntut Darurat Militer Korsel, Presiden Yoon Suk Yeol Didesak Mundur atau Dilengserkan

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah meminta maaf karena mengumumkan darurat militer awal minggu ini.

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
AFP Photo
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol 

Di pasar yang sama ada pembeli Han Jungmo yang mengatakan bahwa permintaan maaf Yoon tidak cukup.

"Dia harus mengundurkan diri secara sukarela atau dimakzulkan, jika dia tidak bersedia," katanya, seraya menambahkan bahwa presiden telah mengkhianati kepercayaan rakyat.

"Jika dia tetap bersikeras menjadi presiden, maka itu akan menjadi situasi yang sangat tidak ada harapan karena menurut saya, bagi presiden ini, darurat militer bukanlah satu-satunya kejahatan yang telah dilakukannya."

Korea Selatan terjerumus dalam kekacauan politik pada Selasa malam ketika Yoon membuat pernyataan darurat militer yang mengejutkan.

Ia mengutip ancaman dari pasukan anti-negara dan Korea Utara. 

Namun, segera menjadi jelas bahwa langkahnya tersebut tidak didorong oleh ancaman eksternal, melainkan oleh masalah politik dalam negerinya sendiri.

Beberapa anggota parlemen melompati barikade dan pagar untuk melewati pasukan keamanan agar dapat bersidang di parlemen dan membatalkan dekrit Yoon.

Yoon mencabut deklarasi tersebut enam jam kemudian setelah anggota parlemen menolaknya, tetapi ada kekhawatiran bahwa ia akan mencoba membuat dekrit kedua. 

Beberapa anggota parlemen telah tinggal di dekat Majelis Nasional untuk memastikan mereka siap untuk membatalkannya.

Sebelum upayanya menempatkan negara di bawah kekuasaan militer, popularitas Yoon telah rendah dan mendapat tuduhan korupsi.

Selain itu, badan legislatif yang dipimpin oposisi membuatnya menjadi pemimpin yang tidak berdaya.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved