Tahun Depan, Pemerintah Pusat Berikan Tunjangan Sertifikasi untuk 606 Ribu Guru

Pada 2025 mendatang, pemerintah pusat akan memberikan tunjangan sertifikasi bagi 606 ribu guru di seluruh Indonesia

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Muti (tengah) saat kunjungan ke SD Muhammadiyah I Wonopeti, Kulon Progo, Rabu (13/11/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Kabar gembira bagi para guru di Tanah Air.

Pada 2025 mendatang, pemerintah pusat akan memberikan tunjangan sertifikasi bagi 606 ribu guru di seluruh Indonesia.

Tunjangan sertifikasi guru ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru di Tanah Air.

Dikutip dari Tribunnnews.com, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, kebijakan sertifikasi guru ini sudah mendapatkan persetujuan dari DPR. 

"Ini bukan janji politik, tetapi komitmen yang sudah disetujui oleh DPR. Kami juga berencana melatih sekitar 850 ribu guru untuk mengikuti Program Profesi Guru (PPG) pada 2025," ucap Abdul Mu’ti melalui keterangan tertulis, Sabtu (23/11/2024). 

Abdul Mu,TI mengungkapkan, pemenuhan kualifikasi dan peningkatan kompetensi guru menjadi prioritas kementriannya.

Selain itu, peningkatan kesejahteraan guru juga akan terus diperjuangkan.

“Dan mudah-mudahan, pada tahun 2026 juga sudah dapat sertifikasinya dari pemerintah. Ini bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas guru dan teorinya lagi peningkatan kualitas pembelajaran akan berpengaruh terhadap kualitas,” kata Abdul Mu'ti. 

Abdul Mu’ti menyoroti peran penting guru dalam dunia pendidikan, yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. 

"Teknologi memang sangat penting, tetapi guru tetap menjadi figur utama dalam pembelajaran," katanya. 

Selain itu, dirinya juga menyampaikan pentingnya menjaga nilai-nilai kebudayaan dalam proses pembelajaran. 

Keberagaman budaya Indonesia, kata Abdul Mu'ti, justru menjadi modal utama dalam menciptakan bangsa yang modern dan maju, tanpa kehilangan akar budaya yang ada. 

"Nilai-nilai kebudayaan Indonesia adalah kapital kita yang tak ternilai harganya," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved