Warga di Lereng Merapi Buat Ratusan Biopori untuk Konservasi Air dan Cegah Kerusakan Lingkungan 

Gerakan pembuatan biopori ini telah dimulai di Kaliurang Timur, Hargobinangun, Kabupaten Sleman

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Gerakan Pemasangan biopori di Kaliurang Timur, Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman. 

Masyarakat Padukuhan Kaliurang Timur, melalui  kelompok pengelola sampah Makmur Jaya juga saat ini telah mengelola sampah organik dengan media maggot atau lalat Black Soldier Fly (BSF) dan pemilahan sampah anorganik dengan jenis sampah botol untuk dijual pada mitra pengolahan.

"Kegiatan-kegiatan konservasi yang sudah berjalan di Padukuhan Kaliurang Timur harapannya dapat menjadi percontohan dan dapat diduplikasi oleh daerah lainnya sebagai wujud kepedulian masyarakat terhadap lingkungan," ujar dia.

Permasalahan sampah memang masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kabupaten Sleman.

Beragam cara telah dilakukan. Mulai dari pembuatan TPST, optimalisasi TPS3R, hingga gerakan memilah sampah.

Selain itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani juga pernah mengajak masyarakat untuk menghadapi permasalahan sampah bersama-sama terutama sampah organik. Karena mengelola sampah organik menurut dia cukup mudah.

Sampah sisa sayuran, sisa makanan, sisa buah-buahan, ranting pohon dan daun kering dipilah.

Nantinya sampah organik bisa dijadikan pakan ikan, kompos, ditimbun maupun di simpan di lubang Biopori dengan kedalaman 1 meter dan diameter 10 centimeter. 

Lubang tersebut dinilai kecil dan bisa dibuat bagi mereka yang tinggal di lahan sempit sekalipun.

Ia mengaku sudah mempraktekkan, satu lubang biopori dengan kedalaman 1 meter dan diameter 10 centimeter tersebut dengan 4 anggota rumah, ternyata bisa menampung sampah organik hingga dua bulan. 

"Jadi sebetulnya bukan pemerintah tidak mau mengelola sampah organik. Bukan. Tapi karena kami belum bisa mengolah karena kebanyakan sampah organik, akibat sistem pelayanan angkut seminggu dua kali, pasti berbau. Padahal TPST kita dekat dengan pemukiman, jaraknya tidak lebih dari 500 meter. Makanya kami mengajak masyarakat, ayo membiasakan diri mengolah sampah organik," kata dia.(rif)

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved