rangkuman ilmu pengetahuan sosial

Kekurangan dalam Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia: Materi IPS Kelas 8 SMP Bab 4

Pengembangan ekonomi digital di Indonesia menghadapi berbagai kekurangan yang perlu diatasi untuk mencapai potensinya secara penuh.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
sumber : buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kurikulum Merdeka SMP Kelas VIII
Pembangunan Perekonomian Indonesia 

TRIBUNJOGJA.COM - MATERI IPS Kelas 8 SMP BAB 4, Kekurangan dalam pengembangan ekonomi digital Indonesia.

Pengembangan ekonomi digital di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Kemajuan teknologi informasi dan internet telah membuka banyak peluang bagi masyarakat untuk mengakses layanan digital, mulai dari e-commerce, perbankan digital, hingga berbagai layanan berbasis aplikasi.

Meskipun demikian, pengembangan ekonomi digital di Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan dan kekurangan yang perlu diatasi agar potensinya dapat dimaksimalkan.

Berikut adalah beberapa kekurangan dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia yang relevan untuk dipahami oleh siswa kelas 8 SMP.

1. Akses Internet yang Tidak Merata

Salah satu kekurangan utama dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia adalah akses internet yang tidak merata.

Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas, dengan lebih dari 17.000 pulau, sehingga menghadirkan tantangan besar dalam hal infrastruktur internet.

Meskipun di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, akses internet sudah cukup baik, banyak daerah terpencil atau pedesaan yang masih belum terjangkau oleh jaringan internet yang stabil dan cepat.

Keterbatasan akses internet ini menyebabkan ketidakmerataan dalam pengembangan ekonomi digital.

Masyarakat di daerah-daerah terpencil seringkali kesulitan untuk mengakses layanan digital, baik itu untuk pendidikan, kesehatan, atau bisnis.

Hal ini juga membuat mereka tidak bisa sepenuhnya memanfaatkan peluang yang ada dalam ekonomi digital, seperti berjualan online atau mendapatkan informasi dengan cepat.

2. Kesenjangan Digital (Digital Divide)

Kesenjangan digital adalah masalah lain yang menghambat pengembangan ekonomi digital di Indonesia.

Kesenjangan digital merujuk pada perbedaan kemampuan akses dan penggunaan teknologi digital di antara kelompok masyarakat yang berbeda. 

Misalnya, di kota besar, sebagian besar masyarakat memiliki perangkat teknologi seperti smartphone dan komputer, serta pengetahuan yang cukup untuk menggunakannya.

Namun, di daerah pedesaan atau di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, akses terhadap perangkat teknologi dan pengetahuan tentang cara menggunakan teknologi digital masih terbatas.

Hal ini menyebabkan tidak semua masyarakat Indonesia dapat ikut serta dalam ekonomi digital.

Banyak orang yang tidak memiliki keterampilan atau sumber daya untuk mengakses teknologi digital, sehingga mereka tertinggal dalam hal akses terhadap informasi, pendidikan, dan peluang ekonomi.

3. Kurangnya Literasi Digital

Selain kesenjangan digital, literasi digital juga menjadi salah satu kekurangan utama dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia. 

Literasi digital adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. 

Meskipun semakin banyak masyarakat yang memiliki akses ke internet dan smartphone, tidak semua orang mampu menggunakan teknologi tersebut secara optimal.

Banyak orang di Indonesia, terutama generasi yang lebih tua dan masyarakat pedesaan, masih belum terbiasa dengan teknologi digital dan tidak memahami cara menggunakannya dengan baik.

Misalnya, ada masyarakat yang tidak tahu cara bertransaksi secara online, mengelola akun e-commerce, atau menjaga keamanan data pribadi di internet.

Literasi digital yang rendah ini menjadi hambatan besar dalam pengembangan ekonomi digital karena banyak potensi yang tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

4. Keamanan Siber yang Masih Lemah

Keamanan siber atau cybersecurity merupakan salah satu tantangan besar dalam ekonomi digital. 

Semakin banyak aktivitas ekonomi yang berpindah ke ranah digital, semakin besar pula risiko yang terkait dengan keamanan siber. 

Di Indonesia, keamanan siber masih menjadi masalah yang perlu diperbaiki. 

Banyak perusahaan dan individu yang menjadi sasaran serangan siber, seperti peretasan, penipuan online, dan pencurian data pribadi.

Keamanan siber yang lemah dapat menghambat kepercayaan masyarakat terhadap transaksi dan layanan digital.

Misalnya, jika seseorang mengalami penipuan saat berbelanja online, mereka mungkin menjadi ragu untuk kembali menggunakan layanan tersebut.

Oleh karena itu, masalah keamanan siber perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa perkembangan ekonomi digital dapat berjalan dengan aman dan terpercaya.

5. Regulasi yang Belum Optimal

Pengembangan ekonomi digital di Indonesia juga menghadapi tantangan dalam hal regulasi. 

Regulasi atau peraturan yang mengatur ekonomi digital di Indonesia masih belum optimal dan kadang tertinggal dari perkembangan teknologi yang cepat.

Misalnya, dalam hal e-commerce, ada banyak peraturan yang masih belum jelas mengenai pajak, perlindungan konsumen, dan hak-hak digital.

Selain itu, regulasi terkait perlindungan data pribadi juga masih belum sepenuhnya kuat.

Hal ini membuat masyarakat rentan terhadap penyalahgunaan data oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Tanpa regulasi yang tepat, perkembangan ekonomi digital dapat terhambat karena tidak ada kepastian hukum bagi para pelaku bisnis dan konsumen.

6. Persaingan dengan Perusahaan Asing

Indonesia memiliki pasar digital yang sangat besar, dengan jutaan pengguna internet dan smartphone.

Namun, pasar ini sering kali didominasi oleh perusahaan asing seperti Google, Facebook, dan Amazon, yang memiliki teknologi dan modal yang lebih besar.

Perusahaan-perusahaan lokal seringkali kesulitan untuk bersaing dengan perusahaan asing yang sudah memiliki infrastruktur dan sumber daya yang lebih maju.

Dominasi perusahaan asing ini juga dapat menghambat perkembangan bisnis digital lokal, karena mereka sulit untuk bertumbuh dan bersaing di pasar yang sama.

Untuk itu, diperlukan upaya yang lebih besar dari pemerintah dan masyarakat untuk mendukung pertumbuhan startup lokal dan mendorong inovasi teknologi yang dihasilkan oleh perusahaan dalam negeri.

7. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang Terampil

Sumber daya manusia yang terampil dalam bidang teknologi informasi dan digital sangat penting untuk mengembangkan ekonomi digital. 

Namun, di Indonesia, masih ada kekurangan dalam hal tenaga kerja yang memiliki keterampilan digital yang memadai. 

Banyak perusahaan teknologi yang kesulitan menemukan tenaga kerja yang kompeten dalam bidang seperti pemrograman, analisis data, dan manajemen teknologi.

Kurangnya sumber daya manusia yang terampil ini menyebabkan banyak perusahaan harus merekrut tenaga kerja asing atau mengandalkan outsourcing untuk memenuhi kebutuhan teknologinya. 

Hal ini menjadi tantangan dalam pengembangan ekonomi digital yang berkelanjutan, karena untuk mencapai kesuksesan, Indonesia perlu memiliki tenaga kerja lokal yang berkualitas dan terampil dalam teknologi digital.

Kesimpulannya bahwa Pengembangan ekonomi digital di Indonesia menghadapi berbagai kekurangan yang perlu diatasi untuk mencapai potensinya secara penuh.

Akses internet yang tidak merata, kesenjangan digital, literasi digital yang rendah, keamanan siber yang lemah, regulasi yang belum optimal, persaingan dengan perusahaan asing, dan kurangnya sumber daya manusia yang terampil menjadi tantangan-tantangan utama.

Dengan mengatasi kekurangan-kekurangan ini, Indonesia dapat lebih memaksimalkan manfaat dari ekonomi digital dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

( MG - Putri masayu ranitya )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved