Rangkuman Materi Sejarah Kelas 11 SMA Bab 1 Unit C Bagian 6: Munculnya Sentimen Rasial

Rangkuman materi Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA Bab 1 Unit C Bagian 6 mengenai Munculnya Sentimen Rasial.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Buku Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA
Buku Sejarah Kelas 11 SMA 

TRIBUNJOGJA.COM – Kemanusiaan mengajarkan kita bahwa semua manusia memiliki hak yang sama.

Namun, sejarah telah membuktikan bahwa prinsip ini sering kali dilanggar. 

Salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia ialah diskriminasi rasial. 

Kolonialisme telah memainkan peran besar dalam melahirkan dan memperkuat sentimen rasial di berbagai belahan dunia. 

Kali ini kita akan belajar materi Sejarah kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Bab 1 tentang Kolonialisme dan Perlawanan Bangsa Indonesia terkhusus Dampak Penjejahan di Negara Koloni. 

Materi ini dilansir dari buku Sejarah karya Martina Safitry, Indah Wahyu Puji Utami, dan Zein Ilyas. 

Pada materi kali ini, siswa diharapkan mampu menggunakan sumber-sumber sejarah untuk mengevaluasi secara kritis dinamika kehidupan bangsa Indonesia pada masa kolonial dan perlawanan bangsa Indonesia terhadap dominasi asing. 

Buku Sejarah Kelas 11 SMA
Buku Sejarah Kelas 11 SMA (Buku Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA)

Berikut di bawah ini rangkuman materi Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA Bab 1 Unit C Bagian 6

Munculnya Sentimen Rasial

Munculnya sentimen rasial pernah terjadi pada masa penjajahan kolonial Belanda. 

Bahkan masalah rasisme diatur melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda. 

Dengan sengaja Pemerintah Kolonial Belanda membeda-bedakan golongan berdasarkan ras. 

Kebijakan itu semakin tegas sejak awal abad ke-19 yang mana pemerintahan Hindia-Belanda membagi penduduk menjadi tiga golongan, yakni:

a. Golongan Eropa sebagai golongan pertama atau yang tertinggi. 

b. Golongan Timur Asing yang terdiri dari Cina, Arab, India dan negara lainnya sebagai kelas kedua. 

c. Golongan Pribumi sebagai kelas ketiga tau golongan terendah.

Hal tersebut tentu memunculkan perasaan sentimen rasial di kalangan pribumi. 

Pembagian golongan ini mendorong suatu gerakan untuk melawan kebijakan rasial tersebut.

Baca juga: Rangkuman Materi Sejarah Kelas 11 SMA Bab 1 Unit B Bagian 1: Penguasa Lokal Nusantara

Pada 13 Juli 1919 orang-orang Indo (campuran Eropa Pribumi) atas prakarsa Karel Zaalberg membentuk Indo Europe Verbond (IEV). 

IEV sendiri adalah golongan yang ingin menuntut hidup mereka dipermudah dan melawan sikap rasis dari orang-orang Belanda totok, karena orang-orang Indo pun bisa dibilang hanya separuh beruntung mereka terkadang tidak diterima di kalangan pribumi dan ditolak oleh kalangan Belanda totok. 

Namun pada kenyataannya merekalah yang bersikap rasis kepada pribumi.

Mereka menganggap orang pribumi rendah yang disebut sebagai inlander. Inlander sendiri adalah ungkapan kasar dan rendahan bagi orang-orang pribumi dan disamakan dengan bodoh.

Berbeda dengan orang pribumi, sekalipun golongan Cina diperlakukan secara rasialis, mereka lebih makmur dibandingkan pribumi di bawah kekuasaan kolonial. 

Penyebabnya adalah sejak masa VOC hak-hak milik mereka dilindungi secara hukum Barat karena orang Cina dapat dimanfaatkan dalam posisi perekonomian seperti halnya menjadi pedagang perantara dan pengawas antara koloni dengan pribumi. 

 

Warisan kolonialisme, termasuk sentimen rasial masih menjadi tantangan besar bagi banyak negara hingga saat ini. 

Konflik rasial tidak hanya merugikan individu, tetapi juga menghambat pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. 

Maka dari itu, diperlukan kesadaran kolektif tentang bahaya diskriminasi dan pentingnya menghargai keberagaman. ( MG Maryam Andalib )

Baca juga: Rangkuman Materi Sejarah Kelas 11 SMA Bab 1 Unit B Bagian 2: Melawan Kuasa Negara Kolonial

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved