Pilkada Kota Magelang 2024

Debat Putaran Kedua Pilkada Kota Magelang 2024, Anggota DPRD Ini Sebut Paslon AMAN Tampil Apik

Pasangan calon nomor urut 1 lebih dinilai percaya diri dibanding lawannya pada debat pamungkas yang digelar KPU.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Suasana debat kedua Pilkada Kota Magelang 2024, Rabu (13/11/2024) di Hotel Atria Magelang 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Debat putaran kedua pasangan calon (paslon) Wali Kota -Wakil Wali Kota Magelang selesai digelar pada Rabu (13/11/2024) malam.

Dalam debat tersebut, kedua paslon beradu gagasan serta visi dan misi dalam membangun Kota Magelang lima tahun ke depan.

Debat ini diikuti dua paslon yakni nomor urut 1, dr Muchamad Nur Aziz-KH M Mansyur (AMAN) serta paslon nomor urut 2,  Damar Prasetyono-Sri Harso (DAMAI).

Anggota DPRD Kota Magelang dari Partai Hanura, HIR Jatmiko, menilai paslon AMAN tampil apik dan elegan pada debat putaran kedua kali ini.

Menurutnya, paslon yang diusung gabungan Partai Golkar, Hanura dan PKS itu berhasil menyampaikan materi degan baik dan cenderung tidak menyerang secara langsung terhadap lawan.

Ia juga menyebut pasangan calon nomor urut 1 lebih percaya diri dibanding lawannya pada debat pamungkas yang digelar KPU.

"Ini ciri khas pemimpin yang dicintai rakyat, dia tidak ingin menyerang menukik secara langsung tapi lebih soft. Dan terbukti, semalam banyak pertanyaan yang gagal terjawab," kata Jatmiko.

Jatmiko menambahkan, penampilan paslon AMAN pada debat kedua juga punya jawaban tegas dan rasional.

"Tiap ada pertanyaan dijawab secara rasional, karena memang beliau berdua ini incumbent. Jadi ceplas ceplos, tidak ada setting- menyetting. Mengalir begitu saja, sehingga terkesan sangat natural," ucapnya.

Dia mencontohkan, angka kemiskinan yang menurun terbanyak di Jawa Tengah juga angka perekonomian yang mengalami kenaikan tertinggi di Jawa Tengah adalah bukti keberhasilan paslon AMAN.

"Dari data angka kemiskinan dan pengangguran kompak jawab menurun, karena memang realitanya seperti itu. Sedangkan angka peningkatan ekonomi mengalami kenaikan dan termasuk tertinggi di Jawa Tengah. Jadi yang dipaparkan bukti, bukan sekadar omon-omon," kata dia.

Saat sesi debat saling bertanya, calon wali kota nomor urut 1, dr Aziz, sempat melontarkan pertanyaan terkait program dana RT Rp50 juta, yang secara konsep sama dengan Rodanya Mas Bagia.

"Terkait dana RT Rp50 juta mungkin bisa diperjelas. Karena kalau kami itu sudah membentuk Rodanya Mas Bagia secara original dan pertama kalinya di Kota Magelang," ucap dr Aziz.

Baca juga: Dokter Aziz Bakal Upayakan Modernisasi Pasar Tradisional di Kota Magelang Agar Punya Daya Saing

Menurut Aziz, pihaknya sudah merancang Rodanya Mas Bagia di tahun 2021 lalu, hingga akhirnya tercetus swakelola tipe 4, di mana keterlibatan masyarakat sangat krusial untuk merencanakan, menganggarkan, dan mendapatkan manfaat dari program tersebut.

"Kalau dana RT diberikan langsung ke RT itu tidak bisa. Memang Rodanya Mas Bagia itu terkesan sangat spesial, sehingga wajar kalau banyak dicontoh," ucap Aziz.

Dia menambahkan, sistem pelaksanaan Rodanya Mas Bagia melibatkan semua pihak. Mulai dari masyarakat, pemerintah, pendamping, dan juga pengawasannya.

"Program ini kita membuka kesempatan masyarakat yang sebelumnya tidak pernah terlibat, sekarang bisa mengusulkan sesuai degan kebutuhannya masing-masing," tandasnya.

Pada sesi penutup debat, dr Aziz dan KH Mansyur pun masih konsisten dengan penampilan elegannya.

"Dengan pengalaman yang sudah terbukti, kemajuan juga sudah kita raih, maka kami siap melanjutkan kerja keras ini. Kami akan terus memperjuangkan kesejahteraan, mengembangkan infrastruktur modern, dan mendukung pemberdayaan masyarakat dengan 7 program unggulan," ujar dr Aziz.

Adapun ketujuh program unggulan itu meliputi, Rodanya Mas Bagia, Magelang Pintar, Jemput Sakit Antar Sehat, Programis, Magelang Smart City, Magelang Kota Modern, dan Magelang Cantik.

Sementara itu, Paslon nomor urut 2 Damar Prasetyono-Sri Harso (Damai) secara umum juga tampil lebih baik dibanding debat perdana lalu.

Paslon yang diusung PDIP, Gerindra, Demokrat dan PKB itu sukses membuat kritikan tajam yang akhirnya gagal terjawab oleh kubu lawan.

Saat tiba di segmen saling bertanya, Damar Prasetyono mengungkapkan jika hasil sapa warga, masih banyak keluhan terkait kebutuhan dasar yang belum beres.

"Ciri daerah yang maju adalah daerah yang mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya secara inklusif. Contoh suplai air, bagaimana bisa dikatakan sejahtera kalau masyakat tidak bisa merasakan air mengalir selama 24 jam," kata Damar.

Hal lain, kata Damar, Kota Magelang yang punya potensi di bidang jasa, nyatanya tidak tergarap secara maksimal.

Dia mengambil contoh, turunnya pendapatan asli daerah (PAD) dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) selama kepemimpinan sebelumnya.

"Pengelolaan BUMD sejatinya harus bagus, karena jadi pontesi besar peningkatan PAD. Jika kami bicara data, laba PDAM Kota Magelang era sebelumnya sebesar Rp3,9 miliar sekarang tinggal Rp868 juta. Tapi ironisnya tidak ada audit atau pemeriksaan, tentang apa yang sebenarnya terjadi di perusahaan daerah itu," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved