Dokter Aziz Bakal Upayakan Modernisasi Pasar Tradisional di Kota Magelang Agar Punya Daya Saing
Calon Wali Kota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz memandang perlu modernisasi pasar tradisional sebagai upaya percepatan pertumbuhan ekonomi lokal.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, KOTA MAGELANG - Calon Wali Kota Magelang petahana, dr Muchamad Nur Aziz memandang perlu modernisasi pasar tradisional sebagai upaya percepatan pertumbuhan ekonomi lokal.
Sebab menurutnya, modernisasi menjadi cara satu-satunya meningkatkan daya saing pasar tradisional di tengah dinamika pasar global dan teknologi digital.
Hal itu dikatakan dr Aziz saat berkunjung ke Pasar Kebonpolo, Magelang Utara, sekaligus berdiskusi dengan sejumlah pedagang dan pembeli, padan Senin (11/11/2024) kemarin.
"Modernisasi bisa diawali dengan konsep dan mainset para penghuni pasar terlebih dahulu. Kemudian, pemerintah membuat program kelengkapan fasilitas, ruang-ruang yang nyaman, sehingga akan tercipta lingkungan yang ideal," ujar Dokter Aziz.
Menurut Dokter Aziz, penataan sumber daya manusia (SDM) harus dilakukan terlebih dulu, baru pemerintah melakukan inovasi untuk merevitalisasi pasar tradisional.
"Kalau SDM-nya sudah kita bangun, maka akan terbangun penghuni pasar bermental baja dan kuat. Nah, setelahnya pemerintah mengambil kunci modernisasi dan penataan agar pasar punya daya tarik," jelasnya.
Dokter Aziz menilai, keberadaan pasar tradisional di Kota Magelang merupakan tumpuan ekonomi baik bagi masyarakat lokal.
Sebab selama ini, pasar-pasar di Kota Magelang memegang peranan vital perekonomian di kawasan eks-Karesidenan Kedu.
"Magelang itu menjadi satelitnya, atau pusatnya belanja masyarakat eks Karesidenan Kedu. Kita ingin membangun, semuanya sudah tersedia di Kota Magelang jadi tidak perlu ke Jogja lagi," terangnya.
Baca juga: Pameran Tunggal M Aidi Yupri di Kota Magelang, Kental dengan Elemen Batu, Kayu, dan Air
Di sela kunjungannya ke Pasar Kebonpolo, Walikota Magelang yang terkenal dengan kesederhanaannya itupun sempat menjumpai gelandangan, lanjut usia (lansia) sekaligus memediasi agar difasilitasi Dinas Sosial (Dinsos).
Menurut Aziz, mereka yang bernasib kurang beruntung tetap memiliki hak yang sama mendapatkan pelayanan dan perhatian dari pemerintah.
"Ini yang menyulutkan langkah saya supaya mendapat perhatian dari Dinsos," katanya.
Tidak hanya itu, Dokter Aziz juga mendapat curhatan dari para pedagang Pasar Kebonpolo. Mereka mengeluhkan mekanisme retribusi pasar supaya diefisiensi.
Saat itu juga, Dokter Aziz mengambil handphonenya dan mencoba berkomunikasi dengan DPPKUM Kota Magelang.
"Tadi pedagang curhat, supaya ada kejelasan terkait mekanisme retribusi pasar dengan DPPKUM. Ya kami coba mediasikan, dan Alhamdulillah sudah teratasi," paparnya.
Awas Beras Oplosan, Pemkab Sleman Temukan Peredarannya di Dua Pasar Tradisional |
![]() |
---|
Pasar Tradisional di Kulon Progo Akan Dibuat Konsep Tematik Demi Tarik Minat Kunjungan |
![]() |
---|
Disdag Kulon Progo Luncurkan Sistem Transaksi Digital 'Gitarku' untuk Pasar Tradisional |
![]() |
---|
Pemkot Magelang Kembali Gaungkan ‘Ayo Nglarisi Pasar’, Warga dan ASN Ramaikan Dua Pasar |
![]() |
---|
Tarif Sewa Kios Dihapus, Disdag Berlakukan Retribusi Harian di Seluruh Pasar di Gunungkidul |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.