Uniknya Dusun Wotawati di Gunungkidul, Hanya Disinari Matahari Selama 7 Jam

Matahari di Dusun Wotawati Gunungkidul baru muncul saat pukul 08.00 WIB. Pukul 15.00 WIB sinar matahari sudah tak dapat dilihat lagi.

|
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Penampakan perumahan warga yang berada di bawah perbukitan di Pedukuhan Witowati Gunungkidul DIY. 

"Kalau di wilayah lain sebagian besar bekas aliran sungai ini dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, namun Ini satu-satunya  bekas sungai Bengawan Solo Purba yang dimanfaatkan sebagai tempat tinggal," ucapnya.

450 jiwa 

Dia menerangkan saat ini ada sekitar 450 jiwa warga yang mendiami Dusun Wotawati yang tersebar di 4 RT. Sebagian besar warga di sini bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan.

"Mayoritas di sini petani, karena wilayah ini cukup subur, karena itu tadi bekas aliran Sungai Bengawan Solo Purba. Kemudian, ada juga yang bermata pencaharian sebagai nelayan,"tutur dia.

Dia mengatakan untuk warga yang tinggal di Dusun Wotawati mayoritas sudah turun-temurun. Sehingga, hubungan antara warga sangat erat dan menjunjung semangat kekeluargaan.

Salah satunya, Mbah Katimin (70), Warga Dusun Wotawati RT 2 yang mengaku sudah turun temurun sejak kakek buyutnya tinggal di Dusun unik tersebut.

"Jadi, tinggal di sini sudah turun-temurun dari kakek buyut. Saya pun  lahir di sini, kemudian menikah dengan istri saya dan punya dua anak. Jadi, bisa dibilang saya tinggal di sini sudah selama 70 tahun ," ujarnya.

Mbah Katimin mengatakan warga di dusun tersebut sudah terbiasa dengan fenomena unik yang dialami dusunnya itu.

Dia pun mengaku bersyukur dengan hal tersebut.

"Kalau warga di sini sudah biasa. Kalau sudah masuk pukul 15.00 WIB, itu kan mulai gelap, warga sudah pada  pulang ke rumah, tak ada lagi yang beraktivitas di luar seperti di ladang, jadi warga gak perlu jam sudah tahu waktunya. Kami di sini bersyukur dengan kondisi ini, karena tidak semua tempat punya hal seperti ini, ,"tuturnya.

Menurutnya, kondisi alam yang terlambat mendapatkan sinar matahari menjadi berkah tersendiri bagi warga. 

"Ya, jadi berkah karena banyak yang penasaran sama dusun kami ini, sehingga banyak yang datang berkunjung,"urainya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved