UGM Kolaborasi dengan Korea Selatan Tingkatkan Kesadaran Penanganan Sampah Laut di Kulonprogo
UGM dan Korea Selatan meluncurkan proyek inovatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penanganan sampah laut.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Universitas Gadjah Mada (UGM), melalui Pusat Unggulan Regional (RCE) Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan RCE Tongyeong, Korea Selatan, meluncurkan proyek inovatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penanganan sampah laut.
Proyek ini melibatkan mahasiswa UGM dan Gyeongnam International Development Cooperation Center (GNIDCC) dalam serangkaian pelatihan yang digelar di Desa Karangwuni dan Desa Bugel, Kulonprogo.
Dr. dr. Rustamaji, M.Kes, Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, menyampaikan harapannya bahwa kolaborasi antara kedua pusat unggulan regional ini dapat memberikan dampak positif dalam menyelesaikan masalah lingkungan, terutama terkait sampah di pesisir selatan Indonesia.
“Masalah sampah adalah isu utama di Yogyakarta, di mana kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) telah penuh, memperburuk kondisi lingkungan kita,” ujarnya, Sabtu (2/11/2024).
Desa Karangwuni dipilih sebagai lokasi pelatihan karena mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan yang sangat terpengaruh oleh sampah laut.
Rustamaji menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat lokal untuk menjaga ekosistem laut dan menerapkan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Baca juga: Sleman Digital Resmi Diluncurkan, Platform Tunggal Pusat Layanan Publik Berbasis Digital di Sleman
“Melalui pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dan berkontribusi terhadap kelestarian laut,” katanya.
Rangkaian kegiatan ini tidak hanya mencakup pelatihan, tetapi juga seminar dan lokakarya yang bertujuan untuk memperkuat komitmen terhadap Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD) dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
Dalam sesi pelatihan, mahasiswa UGM dan mahasiswa dari Korea melakukan sosialisasi kepada siswa SD Negeri Karangwuni tentang pentingnya menjaga kebersihan laut dan dampak negatif sampah laut.
Maidira Marsa Rabbani, salah satu mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang terlibat, mengatakan bahwa kampanye ini melibatkan berbagai kelompok untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah.
“Dengan membangun budaya tanggung jawab lingkungan, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan ekosistem pesisir dan mempromosikan praktik berkelanjutan di kalangan penduduk setempat,” ujarnya.
R. Subagya, Kepala Dukuh Karangwuni, menegaskan pentingnya kegiatan pelatihan ini untuk menjaga ekosistem laut di desanya.
“Kita harus menjadi contoh dalam menjaga laut. Sampah yang kita buang ke laut akan kembali kepada kita, mempengaruhi hasil tangkapan ikan dan lingkungan kita. Mari kita bersama-sama belajar menjaga laut agar tetap bersih untuk masa depan anak cucu kita,” katanya.
Lewat inisiatif kolaboratif ini, UGM dan GNIDCC berkomitmen untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan, sekaligus membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan laut demi keberlanjutan ekosistem di pesisir selatan Indonesia.(*)
Profesor UGM: Hilirisasi dan SDM Jadi Kunci Indonesia Kuasai Energi Hijau Global |
![]() |
---|
Lebih Cepat dan Produktif dari Sawit, Mikroalga Berpotensi Jadi Energi Hijau Masa Depan |
![]() |
---|
Dosen UGM Sebut Kenaikan Tunjangan DPR Bukti Kurangnya Sense of Crisis |
![]() |
---|
Sanchae Bibimbap: Nasi Campur Sayuran Liar Korea yang Kaya Manfaat |
![]() |
---|
Dana Bantuan Parpol di Sleman Diusulkan Naik Hingga 140 Persen, Ini Tanggapan Akademisi UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.