Berita Gunungkidul

Gua Stalagmit dan Stalaktit Viral di Saptosari Gunungkidul Ditutup 

alam bebatuan stalagmit dan stalaktit ditemukan di lahan perbukitan karst yang menjadi  lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan

|
IST
Fenomena alam bebatuan stalagmit dan stalaktit ditemukan di lahan perbukitan karst yang menjadi lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul. 

Ditutup Sementara

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul menyebut  batuan stalagmit  dan stalaktit yang ditemukan di dalam gua tepatnya di jalur pembagunan proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, merupakan fenomena alam biasa.

Kepala DLH Gunungkidul Harry Sukmono mengatakan, muncul stalagmit dan stalaktit adalah batuan yang sering kali ditemukan di dalam gua. Sebab, terbentuknya melalui pelapukan kimiawi dari batu kapur ataupun karst. Oleh karenanya, gua-gua ini banyak  ditemukan di Pegunungan Sewu Gunungkidul

"Di daerah karst, gua terbentuk karena proses hujan. Air hujan tersebut mengandung karbondioksida (CO2) yang diserap dari atmosfer. Air tersebut jatuh di batu kapur yang tersusun dari kalsium karbonat (CaCO). 

"Kalsium karbonat tersebut larut oleh asam lemah, lalu membentuk saluran-saluran dalam waktu yang lama dan menimbulkan reaksi kesetimbangan. 

"Reaksi ini dapat mengalami pergeseran sehingga membentuk stalagmit dan stalaktit, jadi hal ini termasuk fenomena alam biasa ,"terangnya. 

Meskipun demikian, pihaknya tetap akan melakukan pengkajian terhadap temuan batuan stalagmit dan stalaktit tersebut. 

Guna memastikan apakah batuan tersebut merupakan kawasan yang berpotensi untuk dipertahankan atau tidak.

"Pengkajian akan kami lakukan dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah batuan ini merupakan bagian yg harus dipertahankan atau tidak. 

"Misalnya, setelah dikaji ternyata ditemukan sumber air bawah tanah di dalam gua tersebut, atau hal lainnya yang memiliki dampak untuk kemaslahatan bersama, maka dari itu perlu pendalaman dulu,"ungkapnya.

Selama proses pengkajian tersebut, pihaknya pun sepakat untuk menutup sementara lubang gua tersebut. Agar, kondisi bebatuan stalagmit dan stalaktit tetap terjaga dengan baik.

"Memang sengaja kita tutup untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Seperti perusakan batuan oleh orang yang bertanggung jawab. 

"Ataupun untuk mengurangi risiko bahaya orang masuk ke dalam sana, karena sejuah ini belum mengetahui kekuatan gua tersebut seperti apa,"pungkasnya.

Kepala Dinas PUP ESDM DIY Anna Rina Herbranti mengatakan pihaknya sudah menerima laporan terkait temuan tersebut. Pihaknya pun tengah berkoordinasi dengan  Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (Satker PJN) DIY untuk langkah selanjutnya.


"Baru kami koordinasikan kan dengan PJN terkait kondisi ini,"paparnya saat dihubungi pada Rabu (16/10/2024).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved