Puncak Peringatan Hari Batik Nasional 2024, Sri Sultan HB X: Batik Bagian Integral Budaya Indonesia

Dalam kesempatan itu, Sri Sultan HB X menekankan pentingnya seni batik sebagai bagian integral dari budaya Indonesia.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menghadiri Puncak Peringatan Hari Batik Nasional 2024 di Candi Prambanan, Senin (14/10/2024). 

Budi percaya bahwa dengan mendengarkan umpan balik dan keinginan pelanggan, produsen dapat menciptakan produk yang lebih sesuai dengan selera pasar.

“Interaksi yang baik dengan pelanggan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas dan inovasi dalam produk batik,” tambahnya.

Kolaborasi menjadi tema sentral dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh Balai Besar Batik. Budi menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri batik.

“Kami berharap semua pihak dapat berkontribusi dan bersama-sama menjaga serta mengembangkan batik sebagai warisan budaya bangsa yang berharga,” tutup Budi.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Hari Batik Nasional kali ini tidak hanya merayakan keindahan batik, tetapi juga menegaskan komitmen untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi yang kaya ini, sehingga batik dapat terus menjadi kebanggaan Indonesia di kancah global.

Sekretaris Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Indonesia (BSKJI), E. Ratna Utarianingrum menambahkan, sejak diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2004, batik telah menjadi salah satu aset penting bagi Indonesia.

“Batik bukan hanya sekadar kain, tetapi juga menggambarkan nilai-nilai budaya dan seni yang kaya. Dalam peringatan ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih mencintai dan melestarikan batik sebagai bagian dari identitas kita.”

Sektor industri batik tidak hanya menyimpan nilai budaya, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Menurut data dari DBS, sektor industri pengolahan non-migas berhasil tumbuh sebesar 4,63 persen pada triwulan kedua tahun 2024, dengan kontribusi mencapai 16,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

“Ini menunjukkan bahwa industri, termasuk batik, adalah tulang punggung perekonomian kita. Dengan pertumbuhan yang stabil, kami berharap sektor ini dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Ratna.

Selain itu, Ratna juga mencatat bahwa batik kini semakin mendapat perhatian di pasar internasional. Data menunjukkan bahwa ekspor batik pada tahun 2023 mencapai 283 juta dolar, meskipun jumlah tersebut masih di bawah capaian pada tahun-tahun sebelumnya.

"Kami optimis bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, batik dapat kembali mengukir prestasi di pasar global," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved