Rangkuman Pengetahuan Umum
Ringkasan Materi IPA Kelas 8 SMP Bab 6 Kurikulum Merdeka: Mengenal Gempa Bumi!
Simaklah ringkasan materi IPA kelas 8 SMP BAB 6 Kurikulum Merdeka mengenal lebih dalam tentang gempa bumi.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM – Pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai rangkuman mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 8 SMP Bab 6 Kurikulum Merdeka.
Dilansir dari buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang ditulis oleh Okky Fajar Tri Maryana, dkk. 2021.
Pada Bab 6 terdiri dari 4 sub bab, dalam bab 6 ini siswa akan belajar tentang struktur bumi dan perkembangannya.
Namun kali ini, kita akan berfokus untuk membahas materi terkait gempa bumi.
Baca juga: RINGKASAN Materi IPA Kelas 8 SMP BAB 6 Kurikulum Merdeka : Belajar Lempeng Tektonik
Baca juga: RINGKASAN Materi Pelajaran IPA Kelas 8 SMP: Pembahasan Getaran, Gelombang dan Cahaya
GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah bencana yang dapat membawa kerusakan besar, baik pada bangunan, jalan, jembatan, alam, bahkan hingga merenggut nyawa manusia.
Sesungguhnya dalam satu tahun terjadi 10.000-30.000 gempa bumi akibat pergerakan lempeng, baik secara konvergen, divergen, dan transform.
Ketebalan lempeng dan kekuatan akibat pergerakan lempeng itulah yang menyebabkan kerusakan pada lapisan kerak bumi yang kita tinggali.
Walaupun terjadi sangat sering namun kita tidak merasakan semua gempa tersebut, terutama apabila kekuatannya kecil.
Seperti kamu ketahui gempa bumi terjadi karena adanya gerakan lempeng bumi atau disebut juga gempa tektonik.
Gempa bumi juga dapat terjadi karena pergerakan magma dalam gunung berapi akibat tekanan gas, yang disebut sebagai gempa vulkanik.
Peristiwa alam lain yang dapat menyebabkan gempa yaitu tanah longsor, yang disebut sebagai gempa runtuhan.
Selain itu gempa juga dapat disebabkan oleh jatuhnya benda langit yang berukuran besar dan berat contohnya meteorit dan asteroid.
Gempa seperti ini disebut gempa tumbukan. Gempa bumi juga bisa dibuat oleh manusia apabila kita menggunakan bahan peledak berskala besar, misalnya untuk meruntuhkan gedung-gedung tinggi. Gempa seperti ini disebut gempa buatan.
Sumber di dalam bumi, tempat terjadinya gempa atau titik pusat gempa disebut hiposentrum.
Hiposentrum berlokasi dekat permukaan kerak bumi, namun dapat juga berlokasi di kedalaman hingga ratusan kilometer.
Kekuatan gempa tidak bergantung pada kedalaman gempa. Daerah di bagian kerak bumi atau permukaan bumi yang berada tepat di atas hiposentrum disebut episentrum.
Gempa biasanya dirasakan pertama kali dan paling merusak di titik episentrum ini.
Gempa bumi melepaskan energi dalam bentuk getaran, yang disebut sebagai gelombang seismik, yang merambat, baik di dalam lempeng bumi dan juga di kerak atau permukaan bumi.
Posisi hiposentrum gempa dapat diketahui dengan menggunakan pengukuran gelombang seismik.
Kecepatan perambatan gelombang seismik tergantung pada lapisan batuan yang dilewatinya.
Semakin rapat batuan yang dilewati, semakin cepat perambatan terjadi dan sebaliknya.
Alat untuk mengukur besarnya getaran gempa bumi disebut sebagai seismograf.
Alat ini mengukur energi gempa bumi di episentrum. Diagram hasil pengukuran seismograf disebut seismogram.
Ketika gempa bumi terjadi, semua seismograf di berbagai tempat menghitung waktu tibanya gelombang ke tempat seismograf berada.
Gelombang P dan S tiba pada waktu yang berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan untuk mengukur titik hiposentrum gempa.
Diperlukan setidaknya pengukuran seismogram di tiga titik untuk menentukan letak hiposentrum secara tepat.
Bencana yang Terjadi Setelah Gempa
A. Gempa Susulan
Setelah terjadi gempa utama yang bermagnitudo besar, lempeng bumi yang telah bergerak karena saling bertumbukan atau bergesekkan membutuhkan waktu untuk kembali ke posisi stabil.
Pergerakan kembalinya lempeng bumi ke posisi stabil setelah gempa utama ini yang menyebabkan gempa susulan.
Kekuatan gempa susulan biasanya lebih kecil dibandingkan gempa utama. Walaupun kekuatan gempa lebih kecil, namun dapat merusak bangunan-bangunan yang rangkanya telah rusak akibat gempa utama.
Oleh karena itu setelah terjadi gempa, selama beberapa waktu kita tidak disarankan untuk masuk ke dalam bangunan dan menunggu di ruang terbuka, karena dikhawatirkan masih terjadi gempa susulan.
B. Tsunami
Tsunami dapat terjadi saat episentrum gempa terletak di dasar laut sehingga menyebabkan gelombang besar.
Walaupun pada awalnya gelombang yang terjadi hanya setinggi 2 meter, namun dengan pergerakan yang sangat cepat hingga 800km/jam, saat mencapai perairan dangkal, ketinggian gelombang meningkat pesat.
Gelombang yang sangat cepat ini memiliki energi yang sangat tinggi untuk menghancurkan apa pun yang dilewatinya.
Materi di atas dapat menjadi panduan siswa dalam proses pembelajaran. (MG Madah Mazzidah)
Berapa Lama Lalat Terbang dalam Sehari? Ini Penjelasan Ilmiahnya |
![]() |
---|
Mengapa Hari Anak Nasional Diperingati Setiap 23 Juli? Begini Sejarahnya |
![]() |
---|
21 Suku Terbesar di Indonesia: Asal Daerah, Ciri Khas, dan Keunikan Budaya Masing-Masing |
![]() |
---|
Penjelasan Lengkap Hewan Berdarah Panas dan Berdarah Dingin: Perbedaan, Ciri, dan Contohnya |
![]() |
---|
Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 2 : Pengertian, Ciri, Tujuan Teks Anekdot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.