Mubeng Kampus Jogja

Pemanfaatan Energi Geothermal Masih 11 Persen, Ini Tanggapan Pakar Geologi UGM

Fokus pemerintah dalam hal ini adalah menurunkan penggunaan energi fosil dan mendorong transisi ke energi yang lebih rendah karbon.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Gaya Lufityanti
Istimewa
Ilustrasi 

Tidak hanya itu, penginjeksian fluida yang telah diekstraksi tenaganya akan kembali ke reservoir panas bumi untuk menjamin keseimbangan panas dan massa dalam sistem panas bumi.'

 “Serangkaian kelebihan ini menjadikan energi panas bumi sebagai energi terbarukan yang stabil,” katanya.

Namun yang tidak kalah penting dalam pemanfaatan energi panas bumi ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat akan potensi panas bumi.

Sebab, setiap proses pengembangannya, diperlukan penyiapan masyarakat untuk dapat terlibat dalam aktivitas perekonomian berbasis panas bumi.

 Misalnya melalui sinergi antara sektor panas bumi dengan pertanian dan pariwisata

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan membangun tiga Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) dengan total listrik sebesar 90 Megawatt (MW) sampai akhir tahun ini. Proyek tersebut nantinya akan membantu mengejar target 23 persen energi bauran EBT (Energi Baru Terbarukan) di 2025. 

Selain dapat digunakan sebagai EBT, panas bumi juga bisa dimanfaatkan untuk pemanasan dalam proses industri, terapi kesehatan pada mata air panas bumi, hingga membantu menemukan enzim dari mikroorganisme yang hidup pada kondisi ekstrim panas bumi untuk bahan industri farmasi.

Potensi luar biasa ini diharapkan mampu menyokong kebutuhan energi nasional sekaligus menjadi tulang punggung ekonomi guna mendorong energi bersih di masa depan. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved