Guru Besar UGM Dukung Vaksinasi Japanese Encephalitis, Disertai dengan PHBS

Berbeda dengan nyamuk Aedes aegypti yang sering menggigit pada siang dan sore hari, nyamuk Culex justru menggigit pada malam hari.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa via kompas.com
Ilustrasi: Vaksin Japanese Encephalitis (JE) 

Soal kekhawatiran masyarakat terkait keamanan vaksin, Mei meyakinkan bahwa vaksin JE aman, utamanya bagi anak-anak.

Sebab, vaksin itu masuk kategori obat yang standar keamanannya paling tinggi.

“Sebelum diberikan kepada masyarakat, vaksin telah melalui serangkaian penelitian dan uji coba yang panjang,” imbuhnya.

Terkait efek samping, Mei menjelaskan bahwa setiap tindakan tentu ada efek sampingnya.

Ia mencontohkan bahkan aktivitas olah raga pun akan membuat lelah. Kalaupun vaksin ada efek sampingnya, umumnya adalah efek samping yang ringan dan dapat sembuh sendiri sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan ragu untuk mengikuti program vaksinasi.

Mei mengajak masyarakat Yogyakarta untuk mengikuti vaksinasi JE ini selagi menjadi program pemerintah, sehingga dapat memperolehnya dengan gratis. 

Vaksin sendiri bukan satu-satunya langkah pencegahan dari penyakit JE. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga penting dalam mencegah penyakit JE ini.

“Karena penyakit ini ditularkan oleh nyamuk, maka pastikan lingkungan bebas dari nyamuk,” pesan Mei. 

Dengan menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), maka lingkungan akan bebas dari nyamuk.

Tidak hanya terbebas dari JE, masyarakat juga akan terbebas dari penyakit-penyakit lain yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Selain itu, nutrisi juga harus terjaga, sehingga daya tahan tubuh akan meningkat dan mampu melawan infeksi dengan sendirinya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved