Wirausaha Merdeka UNY: Ajang Mahasiswa Percepat Mimpi Jadi Pengusaha Muda

Rektor UNY, Prof Sumaryanto, menjelaskan melalui Wirausaha Merdeka, mahasiswa dibekali dengan keterampilan kewirausahaan

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Istimewa
Pembukaan program Wirausaha Muda UNY di Performance Hall FBS UNY, Rabu (25/9/2024) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar Grand Opening Program EduBlank-On di Performance Hall Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBS), Rabu (25/9/2024).

EduBlank-On merupakan program Wirausaha Merdeka inisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. 

Rektor UNY, Prof Sumaryanto, menjelaskan melalui Wirausaha Merdeka, mahasiswa dibekali dengan keterampilan kewirausahaan, pemahaman tentang dunia bisnis, serta pengalaman nyata dalam menjalankan usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Perwakilan Kemendikbudristek dari Tim Pusat Wirausaha Merdeka, Ganies Riza Aristya, Ph.D mengatakan bahwa acara ini merupakan simbol untuk lahirnya wirausaha juara yang terus tumbuh, teguh dan selalu tangguh.

“Program ini merupakan salah satu flagship dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbudristek” kata Ganies. 

Dia menjelaskan, program ini terbuka untuk seluruh mahasiswa baik akademik maupun vokasi. 

Pada pelaksanaan tahun ini, ada 38 perguruan tinggi yang ikut serta dan merupakan perpanjangan tangan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mengeksplorasi dunia wirausaha mulai dari pembekalan ilmu pengetahuan hingga praktik langsung di lapangan. 

Ganies mengajak semua pihak untuk terus bergerak mengambil bagian dalam dunia wirausaha untuk mencapai keberhasilan yang menyeluruh.

Baca juga: Mahasiswa UNY Borong 39 Medali di PON XXI Aceh-Sumut 2024

Menurut Ketua Program Wirausaha Merdeka EduBlank-On UNY Dr. Yudan Hermawan keberhasilan Program Wirausaha Merdeka ini tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga bagi UNY dan masyarakat secara luas. 

UNY semakin dikenal sebagai kampus yang melahirkan pengusaha-pengusaha muda yang kreatif dan inovatif.

“Selain itu, startup-startup yang lahir dari program ini juga berpotensi untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” katanya. 

Program ini diikuti oleh 400 orang mahasiswa dari 28 perguruan tinggi se-Indonesia termasuk UNY yang terseleksi dari lebih 600 mahasiswa yang mendaftarkan.

Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY tersebut menjelaskan EduBlank-On hadir sebagai platform untuk membekali mahasiswa dengan wawasan, keterampilan, dan peluang dalam dunia kewirausahaan berbasis teknologi informasi.

“Dengan teknologi sebagai pilar utama, kami berharap program ini dapat mendorong terciptanya generasi wirausahawan muda yang kreatif, inovatif, dan berjiwa sosial,” kata Yudan. 

Ini adalah langkah nyata dalam mewujudkan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berdampak bagi masyarakat luas, sekaligus pengalaman berwirausaha bagi pendidikan mahasiswa yang mendatangkan penghasilan. 

Kegiatan inti dalam Program Wirausaha Merdeka dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses.

Selama mengikuti EduBlank-On mahasiswa diberi pelatihan oleh pakar di bidangnya seperti mantan tukang sapu yang menjadi pengusaha sekaligus pemilik CV 3 Jaya Tri Sumono dan Ketua Bidang I HIPMI DIY Fajarruddin Achmad Muharom yang menyampaikan materi ‘Bisnis, Kreativitas dan Inovasi’.

Para mahasiswa EduBlank-On akan menjalani tiga tahap yaitu Pre-Immersion, Immersion dan Post-Immersion. 

Pada tahap Pre-Immersion diharapkan mahasiswa mampu memiliki pengetahuan dasar kewirausahaan dan peningkatan mindset wirausaha serta memvalidasi ide bisnisnya. 

Pada tahapan Immersion perguruan tinggi pelaksana program melakukan kerjasama dengan UMKM dan/atau industri untuk memfasilitasi secara langsung mahasiswa belajar dan mendapatkan pengalaman secara nyata (onboarding). 

Terakhir pada tahap Post-Immersion mahasiswa akan kembali ke perguruan tinggi pelaksana program untuk mendapatkan pendampingan secara intensif sehingga mahasiswa mampu melakukan proses dan tahapan validasi produk dan kelayakan usaha. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved