Pengajuan Modifikasi Cuaca BPBD DIY Belum Disetujui Pusat

Puluhan ribu warga di Kabupaten Gunungkidul terdampak kekeringan selama musim kemarau ini.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
Dok. Istimewa
Proses droping air bersih oleh BPBD Gunungkidul ke rumah warga, Senin (19/8/2024) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Puluhan ribu warga di Kabupaten Gunungkidul terdampak kekeringan selama musim kemarau ini.

Untuk memenuhi kebutuhan air, warga membutuhkan bantuan dropping air bersih.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, jumlah warga terdampak kekeringan mencapai 55.437 jiwa dari 15.684 kepala keluarga (KK).

Kepala BPBD DIY, Noviar Rahmad, mengatakan wilayah yang rawan terdampak kekeringan selama musim kemarau meliputi tiga kabupaten, yakni Gunungkidul, Bantul, dan Kulon Progo.

"Tetapi Gunungkidul belum mengajukan perbantuan, artinya masih bisa ditangani sendiri melalui BTT," katanya, saat dihubungi, Jumat (20/9/2024)

Ia menjelaskan, status siaga darurat kekeringan di DIY masih berlaku sampai saat ini.

Hal ini agar pemerintah mampu memberikan pelayanan penyelesaian dampak kekeringan yang terjadi.

Baca juga: PAMSIMAS Alirkan Air Bersih ke Ribuan Warga di Gunungkidul

Selain itu status siaga darurat tersebut juga memungkinkan warga lebih bijak dalam pemanfaatan air bersih.

"Dari kami provinsi itu ada 100 tanki, kemarin sudah disalurkan ke Kulon Progo. Saat ini pihak swasta juga turut membantu droping air, karena ini masalah kemanusiaan," terang Noviar.

Sebenarnya BPBD DIY telah mengajukan ke BNPB agar menyetujui permohonan rencana modifikasi cuaca atau hujan buatan.

Permohonan itu telah diajukan sejak Agustus 2024 kemarin, namun sayangnya sampai saat ini BNPB belum memberikan persetujuan.

"Agustus kami ajukan, karena syaratnya kan harus ada status siaga darurat kekeringan. Itu kan sudah, tetapi masih belum terlaksana," ungkap Noviar.

Alasan BNPB belum memberikan persetujuan dilakukannya modifikasi cuaca, salah satunya menurut Noviar, belum tampak bibit-bibit awan yang memudahkan modifikasi cuaca.

"Itu salah satu alasannya. Kami berharap itu dapat segera dilakukan, mengingat musim kemarau masih berlangsung," pungkasnya. (hda)
 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved