tips kesehatan

7 Cara yang Dapat Dilakukan Orang Tua Ketika Anak Mengalami Kejang Demam di Rumah

Kejang karena demam biasanya berlangsung singkat (kurang dari 5 menit) dan meskipun terlihat menakutkan, biasanya tidak berbahaya. 

Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
freepik
anak sakit demam 

TRIBUNJOGJA.COM - Anak dapat mengalami kejang demam karena peningkatan suhu tubuh yang cepat dan tinggi, biasanya di atas 38°C. 

Ini adalah reaksi yang umumnya terjadi pada anak-anak antara usia 6 bulan hingga 5 tahun. 

Beberapa penyebab mengapa kejang demam terjadi:

1. Respon otak yang belum matang: Otak anak-anak belum sepenuhnya matang, sehingga lebih sensitif terhadap perubahan suhu tubuh. Ketika demam terjadi dengan cepat, otak bisa bereaksi dengan kejang.


2. Infeksi: Demam yang memicu kejang biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, seperti flu, infeksi telinga, atau radang tenggorokan.


3. Faktor genetik: Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan kejang demam lebih rentan mengalaminya.


4. Sistem saraf yang belum berkembang sempurna: Pada usia muda, sistem saraf belum sepenuhnya berkembang, sehingga lebih rentan terhadap perubahan suhu tubuh yang mendadak.


Baca juga: Manfaat Sunat dan Cara Agar Luka Sunat Cepat Sembuh 

Melansir dari laman RSUP Dr Sardjito, kejang demam umumnya tidak berbahaya, prognosis baik, tidak mengganggu kecerdasan, tidak mengganggu perkembangan, tidak menimbulkan kejadian cerebral palsy. 

Kejang yang berbahaya pada anak adalah kejang yang lebih dari 30 menit, kejang yang disertai penurunan kesadaran setelahnya, kejang yang disebabkan infeksi otak.

Cara Mengatasi Kejang

Ilustrasi
Ilustrasi (Kompasiana)

Kejang karena demam biasanya berlangsung singkat (kurang dari 5 menit) dan meskipun terlihat menakutkan, biasanya tidak berbahaya. 

Namun, anak perlu segera dibawa ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Sebelum itu, anda harus tahu apa yang dapat dilakukan orang tua jika anak kejang di rumah : 

1. Orang tua tetap tenang dan tidak panik. 

2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher. 

3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. 

4. Bila terdapat muntah, bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. 

5. Jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut. 

6. Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang. Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang. 

7. Berikan diazepam rektal/ lewat dubur (bila obat ada) bila kejang masih berlangsung > 3 menit, namun jangan berikan bila kejang telah berhenti. 

Diazepam rektal hanya boleh diberikan satu kali oleh orangtua. 

Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 3 menit atau lebih, suhu tubuh lebih dari 40°C , kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal, kejang fokal, setelah kejang anak tidak sadar, atau terdapat kelumpuhan.(*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved