BPBD Bantul Mulai Persiapkan Antisipasi Mitigasi Bencana Terkait Potensi Ancaman Gempa Megathrust

BPBD Bantul juga menggencarkan edukasi mitigasi bencana secara offline melalui sejumlah forum pertemuan dan online melalui akses media sosial.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Sejumlah kendaraan BPBD Bantul terparkir rapi di gedung BPBD Bantul untuk siap siaga mengawal kebencanaan, Selasa (10/9/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul mulai melakukan antisipasi atau mitigasi terkait adanya potensi bencana Gempa Megathrust

"Kami belajar dari lingkup internal BPBD dulu. Saat ini, semua armada, semua sepeda motor dalam hal pemarkiran, mulai dilakukan penataan untuk siap siaga mengawal kebencanaan," ucap Sekretaris BPBD Bantul, Ribut Bimo Haryo Tejo, kepada Tribunjogja.com, Selasa (10/9/2024).

Pihaknya saat ini juga tengah menggencarkan edukasi mitigasi bencana secara offline melalui sejumlah forum pertemuan dan online melalui akses media sosial.

Tidak hanya itu, tidak lama lagi, BPBD Bantul akan memberikan peringatan untuk wisatawan yang berada di area pantai dan sasar opak, agar tetap waspada terkait adanya potensi bencana gempa megathrust.

"Karena, kalau dimungkinkan terjadi Gempa Megathrust, titik-titik terutama kawasan di Kapanewon (kecamatan) Sanden, Srandakan, Kretek, dan Imogiri itu, terdapat lempeng patahan yang berpotensi berdampak saat gempa megathrust terjadi. Dan itu perlu diwaspadai," ujar dia.

Baca juga: Kasus Kebakaran di Bantul Meningkat, Rata-rata Disebabkan Tindakan Membakar Sampah

Selanjutnya, agar dampak buruk Gempa Megathrust tidak terlalu terjadi secara signifikan, Bimo mengimbau kepada setiap lapisan masyarakat untuk peduli terhadap kondisi masing-masing bangunan. Baik itu bangunan rumah, sekolah, instansi, maupun pertokoan.

"Jadi, masyarakat silakan mengecek kondisi bangunan masing-masing. Bilamana ada yang rusak, silahkan diperbaiki sesuai dengan SNI bangunan. Dan kami juga sudah memberikan bantuan perbaikan untuk 17 bangunan yang rusak dikarenakan gempa beberapa waktu lalu," pesannya.

Di sisi lain, Bimo turut mengimbau kepada masyarakat, bilamana ingin membangun suatu bangunan pada saat ini, setidaknya dapat menerapkan SNI bangunan tahan gempa dan kebakaran.

Pasalnya, selain potensi adanya gempa bumi, beberapa waktu terakhir ini, di Bantul mulai marak kasus kebakaran selama musim kemarau.

"Jadi, kami selalu mengimbau kepada masyarakat yang akan membangun bangunan baru untuk dapat menerapkan SNI bangunan agar tahan gempa dan kebakaran. Walau begitu, kami harap masyarakat tidak panik dan tetap waspada terkait potensi gempa megathrust," pungkas Bimo.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved