Pilkada Kota Yogya 2024

Strategi Hasto-Wawan Atasi Masalah Sampah, Pengangguran, Kemiskinan dan UMKM di Kota Yogyakarta

Berikut program kerja yang ditawarkan oleh pasangan Hasto Wardoyo-Wawan Harmawan jika terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta

Dok Tribun Jogja
Bakal calon walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo dan bakal calon wakil walikota Yogyakarta, Wawan Harmawan menjadi narasumber podcast studio Tribun Jogja, Rabu (4/9/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pasangan bakal calon walikota dan wakil walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo dan Wawan Harmawan menyoroti tiga hal krusial di Kota Yogyakarta, yaitu sampah, pengangguran, dan kemiskinan.

Berlatar belakang dokter, bakal calon Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengatakan kebersihan menempati urutan pertama sebelum kesehatan. Sebab sebelum menjadi sehat, modal utamanya adalah bersih.

Menurut dia, teknologi untuk mengolah sampah tidak kurang-kurang. Hanya dari sisi manajemennya yang perlu ditegaskan.

“Saya tidak over confident, tetapi saya optimis, teknologi saat ini tidak kurang-kurang. Manajemennya yang harus kita komitmenkan ke sana (mengelola sampah). Saya kira refokusing penting, ke sampah,” katanya, Rabu (04/09/2024).

Terkait dengan upaya menekan pengangguran dan kemiskinan, Bupati Kulon Progo periode 2011-2016 dan 2016-2019 itu menyebut perlu ada data pasti warga Kota Yogyakarta yang masuk kategori produktif, umur 15-60 tahun. 

“Harus ada data persis, by name by address. Orang yang usianya 15-25 tahun itu kalau nggak sekolah ya kerja. Akan di-sweeping, ini menjadi kunci, karena usia produktif harus kerja. Lalu yang usia 25 ke atas juga dipeakan juga. Sehingga bisa mencarikan peluang pekerjaan, kita share ke pencari kerja. Makanya data by name lulusan SMA/SMK ini perlu ada di tangan pemerintah,” sambungnya.

Hasto juga menyoroti kualitas SDM di Kota Yogyakarta. Menurut dia, kualitas SDM harus diperbaiki. Ia pun merasa prihatin jika ada anak yang ingin sekolah tetapi tidak bisa sekkolah karena masalah finansial.

Sebagai Kota Pelajar, perguruan tinggi di Kota Yogyakarta juga mestinya memberikan insentif kepada warga Kota Yogyakarta.

Insentif tersebut berupa pemberian hak istimewa bagi warga Kota Yogyakarta untuk masuk ke perguruan tinggi.

“Ya jadi semacam CSR, kalau satu prodi (program studi), dua saja (warga Kota Yogyakarta mendapat hak istimewa) dari keberadaanya, kan sudah luar biasa. Ini perlu dibuat regulasi, yang paling punya kekuatan untuk membuat regulasi ya pemerintah,” terangnya.

Baca juga: Beda Pilihan Bapaslon, Suara PKB-NU Terpecah untuk Pilkada Gunungkidul 2024 

Pada kesempatan yang sama, bakal calon wakil walikota Yogyakarta, Wawan Harmawan sepakat data dan manajemen menjadi hal krusial dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran.

Sehingga program yang akan dijalankan tepat sasaran. 

Sebagai pengusaha, Wawan melihat semangat dan etos kerja warga Kota Yogyakarta baik, hanya perlu diarahkan.

Menurut dia, pengangguran dan kemiskinan juga bisa menjadi peluang untuk menumbuhkan wirausaha baru.

“Sehingga bisa membentuk UMKM dari tenaga usia produktif tetapi yang belum produktif. Ini PR buat saya, jika nanti dipercaya. Sehingga manajemen dan data ini penting untuk bagaimana mengkonsolidasikan itu,” ujarnya.

Wawan menambahkan pendapatan pelaku UMKM, khususnya mikro masih kecil harus meningkat. Sehingga ia bercita-cita agar pendapatan pelaku usaha mikro di Kota Yogyakarta minimal sama dengan UMK Kota Yogyakarta.

“Ketika pendapatan pelaku usaha mikro ini meningkat, maka semangat untuk menjadi pelaku usaha juga akan tinggi. Ini harus dicermati dengan baik,” imbuhnya. (maw)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved