Mubeng Kampus Jogja
Pesawat Nirawak Inovasi Profesor UGM yang Disukai Prabowo Kini Sudah Diluncurkan
Pesawat tanpa awak ini diperuntukan untuk kepentingan surveilans dan pemetaan, hingga untuk kepentingan patroli kebakaran hutan hingga darurat bencana
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dua tahun lalu, pada 2022, ketika Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto datang ke Universitas Gadjah Mada (UGM), ia sempat tertarik dengan kehadiran Drone Palapa S-1 yang memang dipamerkan di Balairung.
Kini, Drone Palapa S-1 itu sudah diluncurkan, Selasa (3/9/2024).
Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Prof. Ir. Selo, Ph.D., meluncurkan pesawat nirawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Palapa S-1 buatan Prof. Dr. Ir. Gesang Nugroho, ST., MT, staf pengajar Fakultas Teknik (FT) UGM.
Pesawat tanpa awak ini bisa diperuntukan untuk kepentingan surveilans dan pemetaan, hingga untuk kepentingan patroli kebakaran hutan hingga darurat bencana.
Selo mengatakan pesawat nirawak Palapa-S1 merupakan pesawat yang didesain untuk dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam aplikasi, dan saat diluncurkan custom dibuat untuk aplikasi pemantauan kebakaran hutan.
“Tentunya pesawat nirawak ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. BPBD salah satunya yang akan memanfaatkan karena pesawat nirawak ini bisa memantau bila telah terjadi bencana, gempa bumi misalnya,” papar Selo di Gedung Engineering Research and Innovation Center (ERIC), Fakultas Teknik UGM, Selasa (3/9/2024).
Gesang Nugroho selaku ketua tim peneliti menuturkan pesawat nirawak yang mendapat pendanaan dari LPDP ini memiliki tingkat efisiensi sangat tinggi.
Untuk sekali terbang mampu bertahan di udara selama 6 jam dengan jangkauan telemetri sejauh 500 kilometer.
“6 jam terbang mampu melakukan mapping 3500 hektar,” ujarnya.
Gesang kembali menandaskan pesawat ini bisa untuk bermacam keperluan tergantung sensor yang dibawa.
Pesawat nirawak ini pun bisa digunakan untuk recognition militer yaitu mengintai kondisi musuh yang jaraknya masih jauh.
Bisa pula untuk patroli laut, pemantauan perkebunan, pemantauan pertambangan, dan lain-lain. Bahkan pesawat ini sudah tes dan melalui uji kehandalan sehingga selain ke Kemenhankam RI, pesawat ini menurut rencana akan dipromosikan ke instansi-instansi yang lain.
Untuk kepentingan research and development, Gesang menjelaskan Pesawat Palapa-S1 memerlukan waktu selama 3 tahun.
Dimulai sejak tahun 2021, pesawat ini terus dikembangkan agar strukturnya semakin ringan, semakin kuat sehingga payloadnya bisa semakin tinggi.
Jaringan Demokrasi Indonesia DIY dan UAD Berkolaborasi Pantau dan Awasi Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Mahasiswa FIPP UNY Dapat Penghargaan dari Polresta Sleman, Kontribusi sebagai JBI |
![]() |
---|
FTSP UII Ajak Mahasiswa Bikin Prototipe Jembatan Rangka |
![]() |
---|
UII dan APHK Gelar Diskusi Akademik Susun Hukum Perikatan |
![]() |
---|
Mahasiswa Berprestasi UWM Yogyakarta Dapat Beasiswa dari Bank BPD DIY |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.