Jateng Keluarkan Surat Edaran Waspada Ancaman Gempa Megathrust, Pemda DIY Bakal Susul?

Kepala Pelaksana BPBD DIY menyatakan bahwa masyarakat DIY telah memiliki kesiapsiagaan yang cukup baik dalam menghadapi ancaman megathrust.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
Dok BPBD DIY
Petugas BPBD DIY menunjukkan kerusakan rumah warga terdampak gempa di sejumlah lokasi, Selasa (27/8/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Noviar Rahmad, menyatakan bahwa masyarakat DIY telah memiliki kesiapsiagaan yang cukup baik dalam menghadapi ancaman megathrust.

Hal ini disampaikannya menyusul terjadinya gempa bumi berkekuatan 5,8 yang mengguncang Kabupaten Gunungkidul pada 26 Agustus 2024 lalu.

Di sisi lain, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan surat edaran tentang langkah dan upaya kesiapsiagaan seluruh instansi dan masyarakat terkait ancaman megathrust. Sebab, ancaman tersebut berpotensi gempa dan tsunami.

Surat Edaran Nomor 360.0/2094 tertanggal 28 Agustus 2024 itu ditandatangani Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno. Surat tersebut untuk merespon informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait zona megathrust di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Noviar mengatakan bahwa sejauh ini surat edaran yang sama belum akan dikeluarkan oleh Pemda DIY.

"Sebenarnya kita tidak perlu mengeluarkan surat edaran seperti di Jawa Tengah, karena melihat masyarakat sudah mengerti semua terkait megathrust dan kesiapsiagaan. Kita sudah beri simulasi terutama masyarakat pesisir," ujar Noviar.

Baca juga: Pasca Diguncang Gempa, Polda DIY-Mahasiswa  UGM Terjun ke Lokasi Terdampak di Pacarejo Semanu

"Artinya, masyarakat di DIY sudah lebih siap menghadapi (potensi gempa megathrust). Tetapi bukan lantas mengabaikan peringatan BMKG, tapi perlu kerjasama multipihak untuk memberikan simulasi, edukasi dan sosialisasi terutama masyarakat pesisir. Karena waktunya (megathrust) kita juga tidak ada yang tahu kapan, belum ada satupun teknologi yang bisa memprediksi kapan terjadinya," lanjutnya.

Noviar menjelaskan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, di antaranya DIY telah melaksanakan latihan bersama menghadapi megathrust yang melibatkan berbagai pihak, termasuk negara-negara ASEAN dan TNI pada tahun 2023 lalu.

Selain itu, papan jalur evakuasi telah dipasang di sepanjang pantai, terutama di wilayah yang berpotensi terdampak langsung oleh tsunami.

"Tahun 2023, masyarakat sepanjang pesisir Pantai Glagah sudah diikutsertakan dalam simulasi serta pemasangan jalur evakuasi yang melibatkan 6 kalurahan," terangnya.

"Kemudian di tahun yang sama, (simulasi) dilakukan di sepanjang Pantai Gunungkidul diikuti pemasangan jalur evakuasi," lanjutnya.

"Tahun 2024 ini, (simulasi) dilakukan di pesisir pantai wilayah Bantul. Jadi, 3 kabupaten ini yang terdampak seandainya terjadi tsunami, tapi kalau gempanya semua kabupaten. kota pasti terdampak," tambahnya.

Meskipun demikian, Noviar menekankan pentingnya terus memperkuat upaya mitigasi. Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain meningkatkan kesadaran masyarakat.

Menurutnya, masyarakat perlu terus diingatkan akan pentingnya kesiapsiagaan dan cara-cara untuk melindungi diri saat terjadi bencana.

"Pertama yang perlu diperkuat adalah mitigasi masyarakat menghadapi ini (potensi bencana), cara kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dengan menyiapkan  tas bencana, dibawa ketika terjadi bencana. Ini yang perlu disiapkan," jelas Noviar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved