Sembilan Desa di Klaten Terdampak Kekeringan, BPBD Klaten Salurkan 2 Juta Liter Air Bersih

Lokasi terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, semakin meluas.

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Dewi Rukmini
Kepala BPBD Klaten, Syahruna, menyebut telah menyalurkan 437 tangki atau 2.185.000 liter air bersih ke desa yang terdampak kekeringan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Lokasi terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, semakin meluas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pun mencatat ada tambahan desa yang mengajukan permintaan droping air bersih. 

"Musim kemarau puncaknya masih di Agustus 2024 ini, barangkali nanti sampai September atau Oktober 2024. Sehingga droping air memang ada permintaan pengajuan baru dari Desa Beteng di Kecamatan Jatinom," ucap Kepala BPBD Kabupaten Klaten, Syahruna, kepada Tribunjogja.com. 

Dengan demikian maka jumlah desa di Kabupaten Klaten yang telah mengajukan permintaan droping air bersih bertambah menjadi sembilan desa.

Sebelumnya, BPBD Klaten mencatat ada delapan desa di tiga kecamatan yang terdampak kekeringan atau berkurangnya debit air bersih. 

Antara lain Desa Sidorejo, Desa Kendalsari, Desa Tlogowatu, Desa Tangkil, dan Desa Tegalmulyo di Kecamatan Kemalang. 

Kemudian, Desa Bandungan di Kecamatan Jatinom. Lalu Desa Dukuh dan Desa Jotangan di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

"Sampai kemarin ada 437 tangki berkapasitas 5.000 liter per tangki yang sudah disalurkan untuk tiga kecamatan terdampak kekeringan, yakni Kecamatan Kemalang, Jatinom, dan Bayat," kata Syahruna.

Baca juga: BREAKING NEWS: BPBD Gunungkidul Perpanjang Status Siaga Kekeringan Hingga Oktober

Kendati demikian, Syahruna menyebut persediaan alokasi droping air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Klaten masih banyak.

Apalagi beberapa waktu lalu Pemkab Klaten juga mendapat bantuan dari BNPB terkait tanggap bencana kekeringan. 

"Selain itu untuk CSR juga baru diupayakan, kemarin sudah ada perusahaan yang menghubungi tinggal tunggu perkembangan saja," ujarnya. 

Lebih lanjut, Syahruna mengatakan daerah yang terdampak krisis air bersih di Kabupaten Klaten rata-rata berada di kawasan lereng Merapi atau daerah perbukitan. Lantaran daerah tersebut mungkin belum terjamah aliran air PDAM.

"Tapi dibanding 2023 lalu jumlah desa rawan kekeringan tahun ini berkurang. Pada 2023 lalu ada 25 desa di 10 kecamatan yang terdampak, kalau sekarang (2024) berkurang karena sudah banyak yang dialiri PDAM," papar dia.

"Selain itu, tahun ini kami juga lakukan peminjaman tandon air 5.000 liter di beberapa titik (di Kecamatan Kecamatan Kemalang) untuk mengurangi resiko kekeringan. Tandon itu dipasang agar masyarakat yang mau mengambil air tidak terlalu jauh," tambahnya.

Syahruna pun menghimbau masyarakat Kabupaten Klaten untuk tetap tenang dalam menyikapi musim kemarau. Sebab, pihaknya selalu menyediakan air bersih bagi daerah yang membutuhkan. (drm)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved