Erupsi Gunung Merapi

Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava 14 Kali ke Kali Bebeng

Aktifitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi ditandai dengan terus keluarnya lava pijar dari kawah

Tribun Jogja/Krisna Sumargo
Rentetan guguran material dan lava pijar terus terjadi ke sektor barat daya Gunung Merapi hingga Jumat (8/9/2023). Gunung berapi di perbatasan DIY-Jateng ini berstatus SIAGA (Level III), sejak 5 November 2020. Hampir tiga tahun sejak erupsi, gunung ini tanpa henti memuntahkan material vulkanik lewat tipe erupsi efusif, terutama berasal dari kubah lava puncak barat daya. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Gunung Merapi meluncurkan guguran lava pijar sebanyak 14 kali pada periode pengamatan BPPTKG pada Selasa (27/08/2024).

Guguran lava tersebut mengarah ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1700 meter.

BPPTKG juga mencatat terjadinya sejumlah kegempaan.

Terjadi 20 kali guguran, dengan amplitudo 2-16 mm, dan durasi : 60.3-168.2 detik.

Tektonik Jauh terjadi 1 kali, amplitudo : 3 mm, S-P : tidak terbaca, dan durasi : 50.5 detik. 
 Menurut pengamatan meteorologi, cuaca berawan, cerah, dan mendung.

 Angin bertiup tenang ke arah barat. Suhu udara 14.8-18 °C, kelembaban udara 63-84  persen, dan tekanan udara 768.5-918.7 mmHg.

Sementara menurut pengamatan visual, 
gunung jelas hingga kabut 0-III.

 Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 20 m di atas puncak kawah.

Hingga saat ini, Merapi masih berstatus Siaga atau level III.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

 Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

 Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi, dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

BPPTKG akan terus memantau aktivitas Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (maw) 

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved