Kemenkes Temukan Fakta Adanya Intimidasi dari Senior ke Junior dalam Kasus Kematian Dr Aulia
Menkes pun langsung bertindak cepat dengan menutup sementara kegiatan belajar PPDS Anestesi Undip.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Oknum dokter senior yang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) diduga mengintimidasi para junior untuk tidak buka suara terkait dengan meninggalnya Dokter Aulia Risma Lestari.
Hal itu diungkap langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.
Menkes pun langsung bertindak cepat dengan menutup sementara kegiatan belajar PPDS Anestesi Undip.
Langkah ini diambil untuk mempercepat proses penyelidikan yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan.
"Itu sebabnya kita berhentikan sementara."
"Supaya penyelidikan ini bisa dilakukan dengan cepat bersih dan transparan bebas dari intimidasi yang sekarang terjadi," kata Budi, Kamis (15/6/2024), dilansir Kompas.com.
Menurut Budi, melalui penutupan sementara ini diharapkan bisa menciptakan situasi yang nyaman kepada para mahasiswa, terutama para junior.
Sehingga, para mahasiswa ini bisa bicara lebih bebas soal kasus bullying yang ada di PPDS Anestesi Undip.
Lebih lanjut, Budi menyebut Kemenkes tak berencana menutup permanen PPDS Anestesi Undip.
Nanti ketika kasus bullying Dokter Aulia ini telah selesai, kata Budi, PPDS Anestesi Undip bisa dibuka kembali.
Budi menambahkan, kini Kemenkes telah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, untuk menindaklanjuti kasus ini.
Koordinasi ini diharapkan bisa menghapuskan praktik perundungan di lingkungan pendidikan tidak kembali terjadi di kemudian hari.
"Kita berdua ingin benar-benar membereskan dan menghilangkan praktik bullying ini selama-lamanya karena ini tidak baik."
"Bahkan korban jiwa tidak hanya hari ini saja biasanya ditutup-tutupi, baru kali ini saja ini terbuka. Dan kita akan beresin ini secepat mungkin," imbuh Budi.
Di sisi lain, pihak keluarga almarhum dr Aulia memilih untuk menyerahkan proses pengusutannya ke pihak Kemenkes.
Catatkan Nol Kasus dalam Tiga Tahun Beruntun, Kemenkes Tetapkan Kota Yogya Bebas Penyakit Frambusia |
![]() |
---|
Kabupaten Klaten Dinilai Tim Verifikator Lapangan Kemenkes RI Soal STBM Award 2025 |
![]() |
---|
UPDATE Gejala Covid-19 Varian JN.1 Mirip Flu, Kemenkes Ungkap Fakta Terbaru |
![]() |
---|
Respon Surat Edaran Kemenkes Soal Covid, Dinkes Klaten: Koordinasi dengan Rumah Sakit |
![]() |
---|
Varian Covid-19 MB.1.1 Dominasi di Indonesia, Ini Gejala dan Imbauan Kemenkes |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.