Uniknya Jembatan Bambu Penghubung Kulon Progo dan Bantul di Kali Progo, Hanya Ada di Musim Kemarau

Di wilayah Padukuhan Temben, Kalurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, terdapat sebuah jembatan bambu di atas aliran Sungai Progo

|
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Alexander Ermando
Salah satu pengendara sepeda motor yang melintasi jembatan bambu penghubung Kapanewon Lendah, Kulon Progo dan Kapanewon Pajangan, Bantul, Selasa (06/08/2024). Jembatan tersebut dibangun setiap musim kemarau. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Di wilayah Padukuhan Temben, Kalurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, terdapat sebuah jembatan bambu di atas aliran Sungai Progo.

Namun jembatan ini memiliki keunikan, karena hanya muncul saat musim kemarau saja.

Mudiono, warga Ngentakrejo, Lendah menuturkan jembatan bambu tersebut hanya dibangun setiap musim kemarau. Sebab saat itu debit air Sungai Progo berkurang sehingga jembatan bisa dibangun.

"Jembatan menjadi jalur alternatif bagi pengendara sepeda motor yang hendak menuju Bantul dan Kota Yogyakarta atau ke Kulon Progo," ujarnya ditemui pada Selasa (06/08/2024).

Menurut Mudiono, sudah menjadi tradisi bagi warga setempat untuk membangun jembatan bambu tersebut saat musim kemarau. Apalagi jembatan tersebut sangat membantu aktivitas perekonomian warga.

Sebenarnya, warga bisa saja melewati Jalan Brosot-Srandakan di sisi selatan dan Jalan Wates-Yogyakarta di sisi utara.

Namun jarak tempuhnya bisa lebih jauh bagi warga Ngentakrejo maupun warga Kalurahan Sendangsari, Pajangan, Bantul di seberangnya.

"Sebab kalau lewat Jalan Brosot dari sini jaraknya sekitar 10 kilometer (km), sedangkan lewat Jalan Wates jaraknya sekitar 15 km," jelas Mudiono.

Jembatan bambu tersebut dibangun sepenuhnya menggunakan dana swadaya masyarakat. Setidaknya dibutuhkan biaya sekitar Rp 50 juta untuk membuat jembatan tersebut.

Baca juga: Harga Beras di DIY Mulai Naik Akibat Musim Kemarau, Ini Langkah Disperindag

Menurut Mudiono, butuh waktu sekitar 3 minggu untuk membangun jembatan. Adapun jembatan tersebut sudah dibangun sejak sekitar sebulan yang lalu.

Tampilan jembatan pun kian semarak dengan deretan bendera merah-putih yang dipasang di bagian kiri-kanannya. Kehadiran bendera tersebut untuk memeriahkan Peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 RI di 2024 ini.

"Benderanya dipasang biar suasananya semakin meriah," kata Mudiono.

Mengingat hanya ada di musim kemarau, maka jembatan yang menjadi jalur alternatif ini hanya bersifat sementara. Saat musim hujan, jembatan ini akan menghilang.

Mudiono mengatakan pihaknya tidak membongkar jembatan tersebut saat musim hujan tiba. Sebaliknya, mereka membiarkan alam yang membongkarnya.

"Nanti saat musim hujan, jembatannya jebol sendiri karena derasnya arus sungai, setiap tahun seperti itu," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved