DPP Kulon Progo Kembangkan Digitalisasi Sistem Lelang Cabai, Optimalkan Hasil Panen

Sebagian besar pasar lelang cabai di Kulon Progo mulai menerapkan lelang secara online

|
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Aktivitas petani di pasar lelang cabai yang dikelola Kelompok Tani (Poktan) Tani Sari, Kapanewon Galur, Kulon Progo, belum lama ini. Para poktan kini didorong melakukan digitalisasi pada sistem lelang agar hasilnya lebih optimal. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo terus berupaya mengoptimalkan hasil panen dari para petani lewat sistem lelang. Upaya yang dilakukan salah satunya lewat program digitalisasi.

Kepala Bidang Pangan dan Penyuluhan, DPP Kulon Progo, Wazan Mudzakir mengatakan saat ini ada 11 pasar lelang cabai yang aktif.

"Sebanyak 7 dari 11 pasar lelang cabai tersebut sekarang menerapkan digitalisasi untuk proses lelangnya," jelas Wazan pada Selasa (06/08/2024).

Digitalisasi tersebut dilakukan dengan mengembangkan sebuah aplikasi yang bisa dioperasikan di ponsel pintar. Lewat aplikasi ini, proses lelang bisa dilakukan secara virtual, di mana pembelinya tidak harus datang ke lokasi.

Wazan menilai sistem ini akan lebih optimal, efisien dan cepat dalam melakukan lelang cabai. Jangkauan pembeliannya pun bisa lebih luas hingga di luar wilayah Kulon Progo.

"Pembelinya juga bisa lebih banyak, sehingga nilai jual dari cabai hasil panen bisa tinggi lewat sistem lelang," ujarnya.

Menurut Wazan, program tersebut bertujuan untuk memberikan keadilan bagi petani maupun pembeli. Terutama dari sisi harga, di mana nantinya bisa sama-sama menguntungkan kedua belah pihak yang terlibat dalam lelang.

Program digitalisasi ini rencananya akan terus dikembangkan ke produk pertanian lainnya. Sebab nanti posisi tawar petani terhadap pasar produk pertanian juga bisa lebih baik.

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Pasar Argosari Gunungkidul Tembus Rp80 Ribu Per Kilogram 

"Harapannya bisa tercipta keseimbangan pasar yang ideal," kata Wazan.

Salah satu pasar lelang cabai yang menerapkan sistem digitalisasi adalah yang dikelola oleh Kelompok Tani (Poktan) Tani Sari, Kapanewon Galur. Ketuanya, Anwar Sidiq mengatakan jangkauan pembeliannya bisa lebih luas lewat aplikasi tersebut.

Luasnya jangkauan pembelian membuat penawaran yang dibuat bisa lebih tinggi. Alhasil, pendapatan para petani cabai pun bisa lebih meningkat.

"Kalau sistem lelang digital, harga cabainya bisa selisih antara Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu per kg dibanding sistem manual," jelas Anwar.(*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved