Kisah Pilu Mbah Sarno Veteran Asal Gunungkidul yang Tinggal di Bekas Kandang Ayam

Mbah Sarno (84), seorang  veteran asal Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, memiliki kehidupan yang serba kekurangan.

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Mbah Sarno saat menunjukkan atribut miliknya saat bertugas menjadi militer sukarela di rumahnya, pada Jumat (2/8/2024) 

"Suasana sangat mencekam ketakutan mendera semua pasukan tentara yang bertugas masa itu. Sangat sakit jika diingat kembali,"ungkapnya.

Segelintir cerita perjuangan yang dialami Mbah Sarno dalam membela negara tak lantas membuat hidupnya bakal diperhatikan kembali oleh negara.

Saat ini Indonesia memasuki usia kemerdekaan yang ke- 79  tahun.  Namun hidup dalam kemiskinan masih mendera Mbah Sarno.

Diceritakan Mbah Sarno, sebenarnya dia sudah mencoba untuk mengurus menjadi anggota veteran. Namun, permohonannya tersebut selalu ditolak.

"Dari tahun 2014 sudah mencoba mengajukan, total sudah dua kali pengajuan semuanya ditolak,"ucapnya.

Dirinya pun mengaku sangat sedih kenapa dirinya tidak bisa menjadi anggota veteran, sedangkan beberapa teman seperjuangannya bisa mengurusnya.

"Saya hampir setiap hari nelangsa, nangis batin. Saya kurang apa, disuruh sabar mengurus tunjangan gak berhasil. Padahal kalau mengingat perjuangan saya yang rela mati untuk negara, saya menangis, itu kenapa saya tidak bisa dapat,"terangnya.

Di usianya yang sudah senja ini pun, membuat Mbah Sarno tidak bisa bekerja seperti saat muda dulu.

Dulu, sewaktu dirinya masih kuat berladang, veteran ini sempat melakoni pekerjaan sebagai petani . Namun, usia semakin tua tenaganya pun sudah tidak kuat lagi

Kini, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Mbah Sarno hanya mengandalkan belas kasih dari para tetangganya. .

"Semakin tua tenaga semakin berkurang. Lama kelamaan saya sudah tidak kuat bertani, jadi sekarang untuk makan hanya menunggu dari bantuan  para tetangga saja, kalau tidak ada yang kasih ya tidak dapat makan,"tuturnya.

Sementara itu, saat ditanya soal keluarganya, Sarno mengaku hanya tinggal seorang diri. Dirinya pernah menikah namun dari pernikahannya tersebut, tidak memiliki anak.

"Pernah menikah dua kali. Istri pertama pernikahan selama 20 tahun sewaktu di Jawa Barat. Kemudian meninggal dunia, tidak memiliki anak. Saya kembali ke Gunungkidul, menikah lagi selama 15 tahun, istri saya meninggal dunia juga, dan juga tidak memiliki anak,"ujarnya.

Sementara itu, tetangga Mbah Sarno membenarkan bahwa  selama ini warga lah yang membantu kebutuhan sehari-hari Mbah Sarno. Mulai dari memberi beras, telur, hingga makanan lainnya. Selain itu juga ada bantuan dari jemaat gereja.

"Jadi kadang warga bergantian untuk memberi bantuan, karena kasihan juga sudah tidak ada keluarganya, hanya tinggal seorang diri,"urainya. (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved