Cara Tim Peneliti UPNVY dan Balai Tekkomdik DIY Kurangi Cyberbullying Lewat Sikomhati

Implementasi road ke-5 Implementasi model literasi digital ini dilaksanakan di SMKN 1 Kokap, Kulon Progo.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
STOP BULLYING - Momen para siswa SMK mengikuti diskusi pencegahan bullying di lingkungan sekolah, Kamis (11/9/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tim Penelitian literasi komunikasi hati (Sikomhati) yang diketuai oleh Prof Dr Puji Lestari bekerja sama dengan Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Tekkomdik) DIY kembali menggelar simulasi implementasi model literasi digital untuk pencegahan cyberbullying dibeberapa sekolah yang ada di DIY.

Implementasi road ke-5 Implementasi model literasi digital ini dilaksanakan di SMKN 1 Kokap, Kulon Progo.

Kegiatan yang digelar pada Kamis (11/9/2025) ini dihadiri oleh Kepala SMKN I Kokap, Caecilia Luppi Satesti, guru bimbingan konseling, guru pendamping, serta144 siswa dari 4 kelas XI di SMK N 1 Kokap Kulonprogo. 

Kepala Balai Tekkomdik Dinas Dikpora DIY, Rudy Prakanto, menyampaikan pentingnya generasi Z era saat ini mengetahui dan menggunakan aplikasi sikomhati.id, mengingat banyak sekali perilaku bullying di era digital yang jarang kita sadari. 

Gen Z era sekarang, menurutnya, harus mempunyai filosofi AKIK Adaptif , Kolaboratif, Inovatif dan Komunikatif. 

Point akhir dari komunikatif kali ini tak lain adalah dengan mengimplementasikan “Komunikasi Hati”.

Rudy mengatakan, pelajar wajib menerapkan komunikasi hati dalam keseharian, baik di sekolah, di rumah saat berkomunikasi bersama keluarga maupun di masyarakat.

"Harapannya masyarakat, dan di sekolah khususnya kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa terus bersama -sama mencegah perilaku bullying," ujarnya.

Ketua Tim Hibah Penelitian DRRPM, sekaligus peneliti Sikomhati UPN Veteran Yogyakarta Prof Dr Puji Lestari, mengenalkan metode Sikonhati yakni pendekatan literasi berbasis teori komunikasi hati yang dikembangkan dipercaya bisa mengurangi perilaku bullying, baik dalam kehidupan nyata maupun di ranah digital. 

"Konsep dalam komunikasi hati yaitu olah pikir mengarahkan pikiran ke hal-hal positif, olah rasa mengubah perasaan negatif seperti sedih, kecewa, lelah pikir, dan sejenisnya menjadi energi positif yang berdampak pada sikap positif," katanya.

Metode ini juga mengenalkan cara mengelola sampah hati dengan tidak menyimpan iri, benci, dendam, dan sejenisnya yang mengganggu pikiran dan perasaan namun mengelola perasaan dengan ikhlas menerima segala sesuatu dengan cinta kasih. 

"Serta memunculkan aspek simpati, lebih fokus pada rasa kasih sayang atau kepedulian atas penderitaan orang lain, tanpa harus ikut merasakan apa yang mereka alami secara mendalam dan empati," jelasnya.

Puji Lestari menjelaskan model komunikasi hati yang ditemukan, yaitu orang yang terbiasa melakukan olah pikir dan olah rasa ke arah positif, akan mengarahkan sikap positif. 

"Sikap positif akan mengarahkan perilaku positif. Perilaku positif dengan perbuatan-perbuatan baik akan membentuk kebiasaan yang positif mengarah pada kebaikan, selanjutnya kebiasaan yang baik dapat mendatangkan nasib yang baik," ungkapnya.

Sebaliknya pikiran dan perasaan yang cenderung negatif, akan mengarahkan sikap negatif.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved