Peringati Hari Anak Nasional 2024, Sri Sultan HB X Ajak Anak-Anak Yogyakarta Jadi Pelopor Perubahan
Satu hasil yang diharapkan dari Hari Anak Nasional adalah tersosialisasinya informasi yang lebih luas tentang hak-hak anak kepada masyarakat
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dalam peringatan Hari Anak Nasional 2024, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengajak anak-anak di Yogyakarta untuk berani menjadi pemimpin dan pelopor perubahan.
Dalam sambutan yang dibacakan Paniradya Pati Kaistimewaan, Aris Eko Nugroho, Ngarsa Dalem menekankan pentingnya melindungi hak-hak anak dan memberikan ruang bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang secara optimal."
Dengan tema “Dare to Lead and Speak Up: Anak Pelapor dan Pelopor”, kita mengajak anak-anak untuk tidak hanya menjadi penerima hak, tetapi juga menjadi aktor yang aktif dalam melindungi hak-hak mereka sendiri dan teman-teman sebaya. Kita ingin membentuk generasi yang berani melaporkan ketidakadilan, memperjuangkan kebenaran, dan mempromosikan nilai-nilai kebaikan di sekitar mereka," terang Aris, membacakan sambutan Sri Sultan HB X dalam Peringatan Hari Anak Nasional di Kompleks Kepatihan, Kamis (1/8/2024).
Aris mengatakan, salah satu hasil yang diharapkan dari Hari Anak Nasional adalah tersosialisasinya informasi yang lebih luas tentang hak-hak anak kepada masyarakat.
Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang hak-hak ini, harapannya, partisipasi masyarakat dalam melindungi anak-anak juga dapat meningkat, termasuk dalam hal melaporkan berbagai kasus yang mengancam hak-hak anak.
"Bersama-sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi pertumbuhan anak-anak. Berangkat dari kerangka pemahaman itulah, melalui seluruh rangkaian agenda peringatan Hari Anak Nasional 2024, mari kita semua perkuat komitmen dan tingkatkan aksi nyata, untuk menjadikan perlindungan dan pemenuhan hak anak, sebagai prioritas utama dalam setiap langkah kita," kata Aris.
"Anak-anak adalah masa depan bangsa. Mereka sangat layak untuk kita perjuangkan. Mari jadikan kewajiban kita semua, untuk melindungi dan memberikan mereka ruang agar dapat berkembang secara optimal. Kepada anak-anak di DIY, “Dare to Lead” adalah ajakan untuk berani menjadi pemimpin. Kepemimpinan tidak ada sangkut pautnya dengan umur. Kepemimpinan bukan pula sekedar jabatan atau status, tetapi lebih pada bagaimana kalian menginspirasi orang lain dengan tindakan-tindakan kecil namun berarti. “Speak Up”, adalah ajakan untuk berani bersuara, terutama dalam hal-hal yang diyakini benar. Sebab dunia senang mendengar suara lantang anak-anak, dan selalu siap membantu, sepanjang anak itu paham dengan apa yang disuarakannya," lanjutnya.
"Sedangkan “Anak Pelapor dan Pelopor”, adalah dorongan untuk menjadi orang yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak. Saya harap anak-anak di DIY berani dan bersedia laporkan hal-hal yang salah, dan promosikan hal-hal yang benar. Jadilah sosok pahlawan bagi diri sendiri dan bagi sebaya kalian: sosok yang peduli dan yang bersedia terlibat. Akhirnya, kepada semua pihak, mulai dari keluarga, sekolah, komunitas, hingga Pemerintah, mari bersatu dalam menyediakan kualitas kehidupan yang terbaik untuk anak-anak kita. Mari jadikan harapan dan impian mereka sebagai milik kita juga," tambahnya.
Baca juga: Pemda DIY Sambut Positif PP Kesehatan Atur Pedagang Makanan di Sekolah
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Gubernur DIY bidang Ekonomi dan Pembangunan, Kuncoro Cahyo Aji menyampaikan bahwa Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap tanggal 23 Juli sebagai momen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak.
Sebab, tahun 2045 diproyeksikan sebagai masa di mana Indonesia memasuki babak baru yaitu Indonesia emas yang nantinya akan akan dipimpin oleh generasi yang saat ini masih berada dalam fase usia anak dan remaja.
Untuk itu, penting kiranya penyiapan anak dan remaja untuk pembentukan karakter dan kepribadian, serta pemenuhan hak anak dalam masa tumbuh kembangnya yang optimal.
"Hal ini dimulai dengan bagaimana anak dan remaja dapat mengenali tubuh dan dirinya sendiri, yaitu info pubertas dan pengetahuan tentang manajemen kesehatan dan kebersihan menstruasi (MKM) sebagai bagian dari hak kesehatan reproduksi. Hal ini juga selaras dengan hak anak dalam mendapatkan informasi dan edukasi yang baik dan tepat, khususnya dalam situasi maraknya misinformasi dalam era digital saat ini," terang Kuncoro.
Selain menumbuhkan kesadaran dan pemahaman atas dirinya, anak dan remaja juga diharapkan mampu memiliki kesadaran dan kepedulian bagi lingkungan dan komunitasnya.
Anak dan remaja perlu dipersiapkan untuk menjadi agent of change yang berkarakter serta mampu menyampaikan aspirasi dan membawa perubahan baik bagi ragam isu, salah satunya adalah isu lingkungan dan persampahan.
Untuk itu, demi membangun kesadaran anak terkait hak-hak dan juga kewajibannya, diperlukan dukungan dari ragam pihak dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak.
Mapolda DIY Dibersihkan Usai Kericuhan, Sri Sultan HB X Pastikan Situasi Kondusif |
![]() |
---|
Kebijakan Harus Peka, Sri Sultan HB X Tekankan Pentingnya Empan Papan |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X: Pejabat Harus Peka, Jangan Timbulkan Kecemburuan Sosial |
![]() |
---|
Sultan HB X Sampaikan Duka Cita untuk Affan Kurniawan, Prihatin Perubahan Demokrasi Memakan Korban |
![]() |
---|
Pesan Sri Sultan Hamengku Buwono X saat Temui Massa Aksi di Mapolda DIY |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.