Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Pasca Darurat Sampah, TPA Piyungan Ditutup Lagi
Per 1 Agustus 2024, tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPST Piyungan.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM- Setelah sempat dibuka untuk menampung darurat sampah, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan kembali ditutup.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Kusno Wibowo, menegaskan bahwa per 1 Agustus 2024, tidak ada lagi sampah yang dibuang ke Piyungan.
"Tidak (sudah tidak ada yang membuang ke Piyungan per 1 Agustus 2024. Piyungan itu kan kita buka karena darurat ya," kata Kepala DLHK DIY, Kusno Wibowo, Kamis (1/8/2024).
Sebelumnya, saat kondisi darurat sampah, TPA Piyungan terpaksa dibuka untuk menampung limbah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul.
Kota Yogyakarta terakhir mengirimkan sampah pada 11 Juli, sementara Sleman dan Bantul masing-masing dua kali dan sekali di akhir Juli.
"Itu kurang lebih 300an ton," ungkap Kusno.
Meski sudah ditutup, beberapa daerah masih meminta tambahan kuota untuk membuang sampah ke Piyungan.
Namun, Pemda DIY akan mengevaluasi kondisi di lapangan sebelum memutuskan.
Selain mengevaluasi kondisi TPA Piyungan, Pemda DIY juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan sampah di seluruh kabupaten/kota.
Tujuannya adalah untuk mencari solusi jangka panjang agar masalah sampah tidak terulang kembali.
"Persuratan belum, tapi kalau komunikasi sudah sih. Jadi bagian diskusi, evaluasi juga. Ya intinya (kabupaten/kota) meminta tambahan kuota. Kami harus tahu dulu kondisi di lapangan seperti apa, kabupaten kota seperti apa perlu tahu," kata dia.
Kusno Wibowo menegaskan bahwa Pemda DIY terus mendorong desentralisasi pengelolaan sampah ke tingkat kabupaten/kota.
Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di berbagai daerah merupakan langkah positif dalam upaya mengelola sampah secara mandiri.
Selain itu, Kusno juga melihat adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya rumah tangga yang mengelola sampah secara mandiri dan adanya lembaga serta komunitas yang peduli lingkungan.
"Kalau masyarakat sudah bagus, artinya sudah mulai banyak dikelola rumah tangga. Sudah mulai tumbuh kesadaran masyarakat. Ada lembaga, pemerhati yang peduli lingkungan. Kalau ada ini itu wajarlah, karena butuh waktu," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )
Dispar DIY Luncurkan Calender of Event, Sport Tourism Terus Dieksplor |
![]() |
---|
Film 1 Kakak 7 Ponakan, Drama Keluarga yang Hangat di Penutupan JAFF 2024 |
![]() |
---|
Festival Angkringan Yogyakarta 2024: Angkat Kuliner Ikonik dengan Sentuhan Modern |
![]() |
---|
Formulasi Kenaikan UMP Mestinya Disesuaikan dengan Kondisi Daerah |
![]() |
---|
Pemda DIY Ikuti Penjurian Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.