ASITA DIY Perkirakan Wisman Eropa Dominasi Jumlah Kunjungan Wisata Hingga September 2024

ASITA SIY menyebut jumlah kedatangan wisman akan berlanjut hingga September 2024 mendatang.

DOK. visitingjogja.jogjaprov.go.id
Tugu Pal Putih Jogja ikon Kota Jogja 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wisatawan mancanegara (wisman) sudah mulai berdatangan ke DIY dalam beberapa waktu terakhir. 

Pelaksana tugas Ketua Association Of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) DIY, Edwin Ismedi Himna, mengatakan wisman mulai masuk ke DIY sejak Juni 2024 lalu.

Ia menyebut jumlah kedatangan wisman akan berlanjut hingga September 2024 mendatang.

“Juli menjadi peak season untuk wisman. Wisman itu masuk mulai Juni, lalu Juli, Agustus, sampai September. Nanti Oktober agak berkurang (kunjungan wisman), khususnya Eropa,” katanya, Minggu (28/07/2024).

Saat ini, kunjungan wisman masih didominasi dari Eropa, seperti Belanda, Jerman, Perancis, Spanyol, dan Belgia.

Ia memperkirakan kunjungan wisman asal Eropa ini mendominasi jumlah kunjungan hingga September 2024.

“Perkiraan kami sampai September masih Eropa. Jepang, Korea Selatan, China masih belum,” terangnya.

Yang menjadi tantangannya kali ini dalam mendampingi wisman adalah pembatasan pengunjung ke Candi Borobudur.

Baca juga: ASITA DIY Sebut Jumlah Kunjungan Wisman Tak Sebanding dengan Kuota Naik ke Candi Borobudur

Pembatasan 1.200 pengunjung per hari dilakukan pemerintah lantaran keausan batu, terutama pada batu tangga, batu lantai, dan juga relief semakin meningkat.

Menurut Edwin, pembatasan tersebut membuat jumlah wisman yang bisa naik ke Candi Borobudur terbatas.

Padahal minat wisman untuk ke Candi Borobudur sangat tinggi. Ia khawatir pembatasan pengunjung dapat berdampak pada kunjungan wisman ke DIY, terutama Eropa.

“Karena Eropa nggak akan mau ke Borobudur kalau nggak naik. Ini bisa jadi ancaman juga. Tetapi ini kan kebijakan pusat ya, ya coba kami sampaikan ke pusat,” ujarnya.

“Saat ini yang sudah naik ke Candi Borobudur memang dari Eropa. Sementara yang lain (wisman dari negara lain) masih belum. Tentu wisatawan yang nggak bisa naik (ke Candi Borobudur) kecewa, karena cuma di pelataran saja,” sambungnya.

Ia menambahkan ASITA DIY sebenarnya mendapatkan kuota khusus untuk mengakomodir wisatawan.

Namun kuota tersebut masih kurang, lantaran tingginya minat wisatawan ke Candi Borobudur.

“Kami diberikan kuota khusus sendiri, tetapi masih nggak cukup. Nggak sebanding sama jumlah wisatawan yang pengen naik ke Candi Borobudur,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved