ASITA DIY Sebut Jumlah Kunjungan Wisman Tak Sebanding dengan Kuota Naik ke Candi Borobudur

Kuota yang diberikan kepada ASITA DIY tidak cukup untuk mengakomodir keinginan wisatawan mancanegara (wisman).

Tribunjogja.com/Yuwantoro Winduajie
Suasana Candi Borobudur dipadati wisatawan saat momen libur sekolah, Jumat (5/7/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Association Of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) DIY menyebut wisatawan asal Eropa kecewa karena menikmati Candi Borobudur dari pelataran saja.

Pelaksana tugas Ketua Association Of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) DIY, Edwin Ismedi Himna, mengatakan Candi Borobudur menjadi magnet wisman datang ke DIY. 

Saat ini, wisatawan asal Eropa seperti dari Belanda, Jerman, Perancis, Spanyol dan Belgia mendominasi jumlah kunjungan wisman ke DIY.

“Borobudur ini masih jadi magnet besar buat wisatawan asing, terutama Eropa. Mereka (wisman Eropa) kalau ke Borobudur itu harus naik (ke candi). Tetapi kan sekarang ada pembatasan, nggak semuanya bisa naik,” katanya, Minggu (28/07/2024).

Baca juga: Incar Wisatawan Thailand, ASITA DIY Terkendala Hal Ini

Ia menerangkan pemerintah membatasi 1.200 pengunjung saja yang bisa menaiki Candi Borobudur.

Pihaknya pun diberikan jatah kuota tersendiri.

Meski enggan menyebut secara gamblang, namun kuota yang diberikan kepada ASITA DIY tidak cukup untuk mengakomodir keinginan wisman.

“Kuota (1.200 pengunjung) sebenarnya dibuka untuk umum. Tetapi ASITA (DIY) juga ada kuota khusus sendiri. Kuota kami sendiri tidak mencukupi untuk wisatawan yang datang ke DIY,” terangnya.

Gelombang masuk wisman ke DIY sudah terjadi sejak Juni lalu. Kunjungan wisman terus meningkat hingga September 2024 mendatang.

Minat wisatawan ke Borobudur pun masih tetap tinggi.

Ia khawatir pembatasan Candi Borobudur justru menjadi bumerang bagi pariwisata dalam negeri, khususnya DIY.

“Karena Eropa, Korea Selatan, Jepang nggak akan mau ke Borobudur kalau nggak naik. Ini bisa jadi ancaman juga. Tetapi ini kan kebijakan pusat ya, ya coba kami sampaikan ke pusat,” ujarnya.

“Yang sudah ke Borobudur tapi nggak bisa naik tentu saja mereka kecewa. Akhirnya cuma bisa menikmati dari pelataran aja,” imbuhnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved