Malam 1 Suro di Jogja

INFO Ritual Malam 1 Suro: Sejarah dan Tradisi Masyarakat Jawa untuk Penyucian Diri

Kalender Jawa merupakan sistem penanggalan yang awalnya digunakan oleh Kesultanan Mataram yang juga disebut sebagai Kalender Sultan Agungan

Penulis: Santo Ari | Editor: Joko Widiyarso
DOK. Kraton Jogja
Lampah Budaya Mubeng Beteng Malam 1 Suro 2017 

Setelah berdoa, makanan tersebut dibagikan kepada seluruh anggota keluarga dan tetangga.

6. Ngebleng

Ngebleng adalah ritual menyepi atau berpuasa selama satu hari penuh tanpa makan, minum, atau melakukan aktivitas tertentu.

Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mencari ketenangan batin.

Banyak orang yang melakukan ngebleng dengan berdiam di tempat yang sunyi, seperti goa atau hutan.

7. Wayangan

Pertunjukan wayang kulit atau wayang golek sering diadakan pada malam 1 Suro sebagai bentuk hiburan sekaligus sarana edukasi moral dan spiritual.

Cerita-cerita wayang yang disajikan biasanya mengandung pesan-pesan kehidupan yang mendalam dan relevan dengan situasi masyarakat.

8. Ziarah Kubur

Banyak masyarakat Jawa yang melakukan ziarah ke makam leluhur pada malam 1 Suro.

Tujuan dari ziarah ini adalah untuk mendoakan arwah leluhur, meminta restu, dan mengingat jasa-jasa mereka. Ritual ini juga menjadi momen bagi keluarga untuk berkumpul dan mempererat tali silaturahmi.

Baca juga: Malam 1 Suro : Pantangan dan Mitos Menurut Kepercayaan Masyarakat Jawa

Selain tradisi mubeng beteng yang khas di Yogyakarta, beberapa daerah lain juga memiliki ritual adatnya masing-masing saat malam 1 suro, antara lain seperti : 

- Kirab Kebo Bule (Keraton Kasunanan Surakarta)

- Pawai obor (Lumajang)

- Tradisi Kungkum di Tugu Suharto (Semarang)

- Tradisi Manten Lurah (Temanggung)

- Tradisi Ledug Suro (Magetan)

(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved