Berita Kota Yogya Hari Ini

Pemkot Yogyakarta Prioritaskan Penanganan Sampah Organik Sepanjang 2024

Pengolahan sampah jenis Organik berbasis rumah tangga menjadi fokus sasaran Pemkot Yogyakarta hingga akhir 2024 mendatang.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUN JOGJA/Azka Ramadhan
Ekoenzim hasil pengolahan sampah organik yang dilakukan kader bank sampah, di sela peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024, di Embung Langensari, Kota Yogyakarta, Selasa (25/6/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pengolahan sampah jenis Organik berbasis rumah tangga menjadi fokus sasaran Pemkot Yogyakarta hingga akhir 2024 mendatang.

Sebab, dengan total produksi sampah harian yang masih di kisaran 200 ton per hari, mayoritas atau 60 persen di antaranya merupakan limbah organik.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, mengatakan, bahwa rumah tangga perlu didorong untuk mengolah sampah organiknya.

Baca juga: DPRD Klaten Gelar Rapat Paripurna, Pembahasan Tiga Raperda Harus Selesai Tahun 2024

Sebagai informasi, berdasarkan perhitungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, setiap harinya per kepala keluarga menghasilkan sekitar 4 kilogram sampah organik.

"Harapannya sampah organik itu tidak perlu dibawa ke tempat pembuangan sampah. Jadi, bisa memberikan kontribusi mengurangi sampah sejak dari rumah tangga," katanya, di sela agenda peringatan Hari Lingkungan Hidup di Embung Langensari, Kota Yogya, Selasa (25/6/2024).

Menurutnya, peran pengolahan sampah organik itu dapat diinisiasi oleh bank sampah berbasis RW, yang sejauh ini telah terealisasi sebanyak 678 unit.

Ia menyebut, bank sampah tebukti memberikan kontribusi signifikan sepanjang 2023 lalu, ketika produksi sampah harian di Kota Yogyakarta menurun drastis dari 300 ton menuju 200 ton.

"Tahun kemarin fokus kita di Gerakan Zero Sampah Anorganik, dimana bank sampah gencar melakukan pemilahan sampah anorganik, kemudian dijual atau diekonomikan," terangnya.

"Untuk tahun ini, kita gerakkan pelatihan pengolahan sampah organik berskala rumah tangga dengan metode biopori, untuk menurunkan produksi sampah harian di Kota Yogya," urai Aman.

Ia meyakini, potensi masyarakat untuk mengelola sampah organik sangat tinggi, selama proses-proses di level rumah tangga bisa berjalan konsisten.

Sehingga, di tengah upaya pemrintah meningkatkan pengolahan sampah melalui realisasi TPS 3R, warga pun turut menurunkan produksi sampahnya.

"Sampai akhir tahun target kami ada 23.750 kepala keluarga yang mampu mengolah sampah anorganik di rumah masing-masing dengan metode biopori dan lain sebagainya," cetusnya.

Meski demikian, Aman mengakui, kemampuan masyarakat untuk mengolah sampah secara mandiri memang belum optimal, sehingga tumpukan di depo-depo masih saja dijumpai.

Namun, lanjutnya, fenomena tersebut hanya soal waktu dan diyakini dapat tertangani seiring dengan sinergitas antara pemerintah dan warga.

"Nanti kita akan berada pada satu titik, Pemkot Yogya dengan kemampuan pengolahan di hilir, ditambah konsistensi masyarakat lewat bank sampah mampu mengurangi potensi limbah," jelas Sekda. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved