Waspada Potensi Kekeringan di DIY,  BPBD: Belum Ada Permintaan Droping Air Bersih di Sleman 

Langkah antisipasi menghadapi bencana kekeringan telah dilakukan BPBD Kabupaten Sleman.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Pinterest.com
Ilustrasi musim Kemarau Panjang 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, sejumlah wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diprediksi mengalami kekeringan pada Jumat (21/6/2024) hingga Minggu (30/6/2024).

Satu di antara yang diprediksi mengalami kekeringan adalah sebagian wilayah di Kabupaten Sleman.

Namun sejauh ini, kondisinya disebut relatif masih aman.

Belum ada masyarakat yang mengajukan permintaan droping air bersih. 

"Alhamdulillah, belum ada permintaan droping air bersih. Kami terus memonitor," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, Sabtu (22/6/2024). 

Langkah antisipasi menghadapi bencana kekeringan telah dilakukan BPBD Kabupaten Sleman.

Di antaranya, dengan memperpanjang siaga darurat bencana hidrometeorologi kering maupun basah hingga akhir Agustus mendatang.

Pemerintah setempat juga telah menyiapkan anggaran untuk bantuan droping air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan.

Anggaran bantuan senilai Rp15 juta.

Baca juga: Prediksi BMKG : Puncak Musim Kemarau di Sebagian Besar Wilayah DIY Terjadi pada Juli 2024

Jumlah tersebut bisa untuk droping air bersih lebih kurang 35 - 40 tangki air bersih bagi warga yang membutuhkan. 

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan mengaku pihaknya optimis dampak kekeringan di Sleman pada musim kemarau tahun ini tidak separah seperti tahun sebelumnya.

Sebab, kata dia, tahun ini berpotensi ada fenomena La Nina dan tidak ada pekerjaan besar dari BBWSSO yang memungkinkan penghentian jangka panjang aliran Selokan Mataram maupun Selokan Van der Wicjk.

Dua selokan iconik di Sleman tersebut selama ini menjadi urat nadi bagi irigasi pertanian yang juga menjadi resapan air bagi masyarakat. 

"Selama selokan Mataram maupun Van Der Wick masih mengalir, InsyaAllah masih aman," kata Makwan. 

Sebagai gambaran, pada tahun lalu, wilayah yang warganya mengalami dampak kekeringan cukup parah adalah Kalurahan Banyurejo, di Kapanewon Tempel.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved