KIsah Pengrajin Pisau Klaten

KISAH Pengrajin Pisau Polanharjo Klaten Jelang Iduladha

Momen Iduladha 2024 memberikan berkah tersendiri bagi para pandai besi pengrajin pisau di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
Jinanto (50) dan istrinya sedang menyelesaikan pesanan pisau 

Bahkan karena terlalu ramai, Jinanto mengaku sampai tidak menerima pesanan di luar batas kemampuannya.

Dia mengatakan setiap hari hanya mampu melayani produksi paling banyak 100-120 biji pisau atau 5-6 kodi.

"Kemampuan saya produksi sehari-hari memang segitu. Kalau mendekati Iduladha begini mungkin bisa saya tambah produksi 20 biji tapi melihat kondisi tubuh saya dan bahan baku, karena sekarang mulai sulit dicari," ujarnya.

Ganggang dan mata pisau yang Jinanto produksi berasal dari bahan baku besi janur.

Pisau yang Jinanto produksi diberi cap nama Suparto dan dijual Rp4.000 per biji atau Rp65-70 ribu per kodi.

"Kalau yang saya ketahui lewat bakul, pisau saya tersebar di daerah Salatiga, Purworejo, Yogyakarta, dan sekitarnya. Pisau saya juga pernah dijadikan oleh-oleh dan dibawa ke Kalimantan hingga Jawa Timur," katanya.

Adapun terkait proses produksi, Jinanto masih menggunakan cara manual.

Antara lain, besi baja janur yang ia beli dipotong lalu dibakar untuk dibentuk pisau dengan ujung pipih (setengah bulat atau tidak runcing).

Kemudian, besi tersebut disepuh dan satu sisi ditajamkan menggunakan alat pengikir.

Dalam proses pengikiran atau penajaman itu, Jinanto melakukan dengan cara menumpuk puluhan besi pisau dan mengikirnya satu per satu.

"Saya bekerja setiap pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB, terkadang jam 18.00 WIB juga baru selesai," tuturnya. (Tribunjogja.com/drm)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved