KIsah Pengrajin Pisau Klaten
KISAH Pengrajin Pisau Polanharjo Klaten Jelang Iduladha
Momen Iduladha 2024 memberikan berkah tersendiri bagi para pandai besi pengrajin pisau di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Momen Iduladha 2024 memberikan berkah tersendiri bagi para pandai besi pengrajin pisau di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Lantaran, permintaan pisau dari konsumen terus meningkat begitu mendekati momen Iduladha.

DESA Keprabon, Kecamatan Polanharjo, termasuk salah satu sentra produksi pisau di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Puluhan warga di Desa Keprabon sudah turun temurun mengeluti pekerjaan sebagai pandai pisau.
Mereka rata-rata memproduksi pisau dapur.
Sebagian besar para pengrajin pisau di Desa Keprabon tinggal di wilayah timur yang dipisahkan oleh Jalan Tol Jogja-Solo.
Salah satunya berada di Dukuh Dampulan, RT 7, RW 4, Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Di tempat itu, ada satu lingkungan yang warganya berprofesi sebagai pengrajin pisau.
Sehingga, tidak heran jika suara besi ditumbuk dan dikikir terdengar dari sejumlah rumah di sana.
Seperti pantauan Tribunjogja.com pada Rabu (12/6/2024) siang itu.
Suara besi dikikir juga terdengar dari bengkel produksi pisau yang berukuran 3x3 meter.
Bengkel sederhana tersebut ada di depan rumah warga bernama Jinanto (50).
Pria yang sudah mengeluti usaha produksi pisau selama 10 tahun terakhir itu mengatakan bahwa momen Iduladha memberikan berkah tersendiri bagi para pengrajin pisau di Desa Keprabon.
Para pengrajin pun kebanjiran orderan pisau lantaran permintaan masyarakat meningkat.
"Alhamdulillah kalau Iduladha memang ada peningkatan permintaan besar sekali, di atas 50 persen.
"Karena bakul-bakul pisau di pasar (pengepulnya) menjelang Kurban, ramai (penjualannya) sekali," ucap Jinanto kepada Tribunjogja.com, Rabu (12/6/2024).
Bahkan karena terlalu ramai, Jinanto mengaku sampai tidak menerima pesanan di luar batas kemampuannya.
Dia mengatakan setiap hari hanya mampu melayani produksi paling banyak 100-120 biji pisau atau 5-6 kodi.
"Kemampuan saya produksi sehari-hari memang segitu. Kalau mendekati Iduladha begini mungkin bisa saya tambah produksi 20 biji tapi melihat kondisi tubuh saya dan bahan baku, karena sekarang mulai sulit dicari," ujarnya.
Ganggang dan mata pisau yang Jinanto produksi berasal dari bahan baku besi janur.
Pisau yang Jinanto produksi diberi cap nama Suparto dan dijual Rp4.000 per biji atau Rp65-70 ribu per kodi.
"Kalau yang saya ketahui lewat bakul, pisau saya tersebar di daerah Salatiga, Purworejo, Yogyakarta, dan sekitarnya. Pisau saya juga pernah dijadikan oleh-oleh dan dibawa ke Kalimantan hingga Jawa Timur," katanya.
Adapun terkait proses produksi, Jinanto masih menggunakan cara manual.
Antara lain, besi baja janur yang ia beli dipotong lalu dibakar untuk dibentuk pisau dengan ujung pipih (setengah bulat atau tidak runcing).
Kemudian, besi tersebut disepuh dan satu sisi ditajamkan menggunakan alat pengikir.
Dalam proses pengikiran atau penajaman itu, Jinanto melakukan dengan cara menumpuk puluhan besi pisau dan mengikirnya satu per satu.
"Saya bekerja setiap pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB, terkadang jam 18.00 WIB juga baru selesai," tuturnya. (Tribunjogja.com/drm)
Ramalan Jodoh Zodiak Cancer dan Capricorn, Tingkat Kecocokan 90 Persen |
![]() |
---|
Kalender Jawa Hari Ini Senin Kliwon 11 Agustus 2025 - 16 Sapar 1959 TJ - 17 Safar 1447 H |
![]() |
---|
Lirik Lagu dan Terjemahan I’m Fine Gong Seung Yeon feat Kim Jae Young OST My Lovely Journey Part 3 |
![]() |
---|
Lirik Lagu dan Terjemahan Smile For Me Hong Dae Kwang OST My Lovely Journey Part 2 |
![]() |
---|
Bagaimana Ekonomi Sirkular Bisa Jadi Pendapatan Masyarakat? Begini Caranya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.