Berita Jogja Hari Ini
Kala Magisnya Alunan Gamelan Keraton Yogyakarta Berpadu Orkestra Militer Inggris
Alunan orkestra megah berpadu dengan irama gamelan Keraton Yogyakarta nan magis, menghasilkan sebuah simfoni budaya yang memikat
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Alunan orkestra megah berpadu dengan irama gamelan Keraton Yogyakarta nan magis, menghasilkan sebuah simfoni budaya yang memikat.
Perpaduan ini diperkaya dengan sentuhan semangat dan disiplin simfoni militer ala band Angkatan Darat Inggris, British Army Band Colchester, menciptakan sebuah pengalaman musik unik dan memikat.
Penampilan apik tersebut tersaji dalam peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris dan Indonesia di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Selasa (4/6/2024), yang disaksikan secara langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey.
Baca juga: BPBD Minta Masyarakat Waspadai Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter di Kawasan Pantai Gunungkidul
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris dan Indonesia merupakan momentum penting yang merefleksikan kerjasama dan kepercayaan yang telah terjalin sejak tahun 1949.
Kerjasama yang terjalin antara Inggris dan Indonesia tidak hanya terbatas pada bidang politik dan ekonomi, tetapi juga merambah ke dalam wilayah budaya yang luas dan mendalam.
Menurut Sultan, kerjasama ini telah membuahkan pemahaman dan apresiasi lintas budaya yang tidak hanya luas tapi juga mendalam, menjadikan setiap interaksi sebagai jembatan yang memperkuat ikatan antara dua bangsa ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, salah satu capaian nyata kerjasama ini adalah digitalisasi manuskrip-manuskrip bersejarah dari Keraton Yogyakarta. Digitalisasi ini bukan hanya untuk pelestarian warisan, tetapi juga upaya monumental dalam memelihara dan merayakan kekayaan budaya yang tak terukur.
"Digitalisasi manuskrip-manuskrip bersejarah dari Keraton Yogyakarta. Bagi saya pribadi, digitalisasi ini bukan sekadar pelestarian warisan; melainkan upaya monumental dalam memelihara dan merayakan kekayaan budaya yang tak terukur. Tentu untuk memastikan, bahwa kebijaksanaan dan keindahan yang terkandung dalam setiap lembaran manuskrip tersebut, senantiasa terjaga untuk pencerahan masa depan umat manusia," kata Sultan.
"Digitalisasi juga juga membuka asa, bagi upaya mengembalikan koleksi manuskrip dalam bentuk fisik ke Kraton Yogyakarta. Sehingga, generasi mendatang, dapat terus belajar dan menghargai kekayaan sejarah dan budaya," tambah Sultan.
Lebih lanjut Sultan menyampaikan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerima Sertifikat Warisan Dunia UNESCO, "The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks," dari UNESCO dalam sidang “World Heritage Center” (WHC) ke-45 di Riyadh, Saudi Arabia, pada tanggal 18 September 2023 silam. Pengakuan ini menjadi bukti nyata atas kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Yogyakarta, serta komitmen untuk melestarikannya.
"Keberhasilan ini, tak hanya memperkuat identitas Yogyakarta di mata dunia, namun juga memperdalam pemahaman dan apresiasi terhadap nilai-nilai budaya yang kita miliki. Sehubungan dengan itu, orkestra yang akan kita saksikan hari ini bukanlah sekedar pertunjukan musik, tetapi juga manifestasi dari harmoni budaya yang kita junjung tinggi," ujar Sultan.
"Sebagaimana setiap musisi orkestra memberikan suara yang unik nan harmonis, begitu pula hubungan antara Indonesia dan Inggris. Setiap diskusi, setiap pertukaran kebudayaan, dan setiap dialog antara kita, adalah not-not musik yang berpadu dalam simfoni yang lebih besar dari hubungan kedua bangsa," tambah Sultan.
Dalam kesempatan tersebut, Sultan juga melepas keberangkatan para musisi Yogyakarta Royal Orchestra yang akan tampil di Festival Orkestra Kuala Lumpur pada 6 Juni mendatang.
"Partisipasi kalian tidak hanya menjadi talenta Yogyakarta tapi juga sebagai duta budaya yang mengangkat warisan musikal Indonesia di mata dunia. Tunjukkan bahwa Yogyakarta Royal Orchestra tidak hanya tentang melodi tetapi juga tentang kekuatan, keindahan dan keharmonisan," ujar Sultan.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey mengaku senang bisa kembali ke Yogyakarta, tempat dimana ia belajar Bahasa Indonesia selama sebulan, sebelum menjabat sebagai Duta Besar Inggris.
"Ini adalah kunjungan resmi saya yang kedua kalinya, dan saya sangat senang, karena kali ini saya tidak sendiri, tapi didampingi oleh Band dari Angkatan Bersenjata Inggris yaitu the British Army Band Colchester! Mereka akan berkolaborasi dengan Yogyakarta Royal Orchestra, mempersembahkan lagu-lagu daerah masing-masing, sambil menikmati suasana Yogya," kata Jermey.
Jermey menambahkan bahwa tahun ini menandai perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Inggris.
"Lebih khusus lagi, kami berada di sini untuk merayakan hubungan spesial antara Inggris dan Yogyakarta, dengan keunikan dan kesamaan latar belakang budaya dan pemerintahan kami - hari ini kami mempertemukan musisi dari dua kerajaan – British Army Band Colchester dan Yogyakarta Royal Orchestra," ujar Jermey.
"Tentu saja, hubungan kerajaan kita telah dirayakan berkali-kali di masa lalu, termasuk saat kunjungan Yang Mulia Ratu Elizabeth II pada tahun 1974, dan Yang Mulia Pangeran Wales – yang sekarang adalah Yang Mulia Raja Charles Ke-Tiga – pada tahun 1989 dan 2008," lanjutnya.
"Oleh karena itu saya mengemban tugas besar untuk menjadikan acara ini berkesan, dan sebetulnya saya sudah lama menantikan acara ini. Saya berterima kasih kepada Yang Mulia Sri Sultan Hamengku Buwono ke-sepuluh dan jajarannya baik di Keraton maupun di Kantor Gubernur Yogyakarta yang telah membantu memfasilitasi acara ini," tambahnya.
Ditambahkannya, tema peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Inggris dan Indonesia tahun ini berfokus pada empat pilar utama yaitu People, Planet, Prosperity and Peace – Hubungan Antar Masyarakat kita – Menciptakan lingkungan yang lebih hijau – Demi Terciptanya Kemakmuran – dan Perdamaian di planet bumi ini.
"Dalam menjalin hubungan yang lebih erat antara Yogyakarta dan Inggris, kami berupaya mewujudkan perubahan positif di semua bidang ini. Saya bangga mengatakan bahwa ‘People” – yaitu struktur masyarakat kita – telah menjadi fokus besar kolaborasi Inggris dan Yogyakarta hingga saat ini," ujarnya.
"Salah satu contohnya adalah melalui program yang dijalankan oleh British Council, dimana kami telah mengumpulkan akademisi dan seniman dari Inggris dan Yogyakarta untuk berkolaborasi dalam proyek penelitian dan seni, guna membawa perubahan sosial dan lingkungan yang positif di komunitas kami. Saya berharap kita dapat terus mengembangkan kolaborasi ini di masa depan. Saya berharap kita juga dapat mendekatkan kedua masyarakat kita melalui penampilan musik dari Yogyakarta Royal Orchestra dan British Army Band Colchester," imbuhnya.
Dijelaskannya, British Army Band Colchester terdiri dari musisi dari Royal Corps of Army Music. Mereka tampil dalam acara seremonial di seluruh dunia. Ini merupakan kunjungan pertama mereka ke Indonesia, dan ia harap mereka bisa menikmati keindahan wisata dan kuliner khas Yogyakarta.
"Tak kalah pentingnya, saya juga ingin mengucapkan semoga berhasil kepada Yogyakarta Royal Orchestra yang akan mengikuti Festival Orkestra di Kuala Lumpur dalam beberapa hari mendatang," terangnya.
Bentuk Harmonisnya Hubungan Dua Negara Lewat Musik
Sementara itu, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa KPH Notonegoro mengatakan bahwa suatu kebanggaan dapat berkolaborasi dengan orkestra Inggris.
"Ini adalah salah satu bentuk harmonisnya hubungan persahabatan dua negara yang diwujudkan melalui musik. Semoga membuka lebih banyak peluang kolaborasi dengan musisi dan orkestra dari seluruh dunia," ujarnya.
Dijelaskannya, Kridhamardawa merupakan departemen yang bertanggung jawab dalam pelestarian, pendidikan, dan pengembangan seni budaya di Keraton Yogyakarta.
Adapun dalam peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris dan Indonesia tersebut, Yogyakarta Royal Orchestra memainkan dua repertoar utama yakni Gendhing Surceli serta Medley Suara Suling dan Menthok-menthok.
Tak hanya menyajikan alunan irama orkestra, YRO dalam penampilannya juga menggandeng para pengrawit Kridhamardawa yang akan memainkan Suwe Ora Jamu dan Gati Taruna melalui instrumen gamelan.
Medley Suara Suling dan Menthok-menthok ini merupakan repertoar yang dimainkan YRO pada lawatan ke Malaysia 6-9 Juni mendatang.
"Konser ini sejatinya adalah konser pamitan tim YRO yang akan tampil dalam Festival Orkestra Kuala Lumpur 7 Juni mendatang. Ini merupakan momen pelepasan anggota YRO oleh Ngarsa Dalem, memohon doa restu," tambah Kanjeng Noto.
Sementara, pimpinan British Band Army Colchester Thomas Lamerton-Reece menyampaikan rasa bahagianya atas terselenggaranya agenda kolaborasi ini.
"Kami merasa terhormat bisa tampil bersama Yogyakarta Royal Orchestra. Ini juga merupakan kunjungan pertama kami ke Indonesia dan saya sangat terkesan dengan budaya dan keramahan masyarakat di Yogyakarta. Melalui kunjungan ini, kami ingin mempererat persahabatan antar kedua negara melalui musik dan pertukaran budaya," pungkasnya. (HAN)
KENAPA Cuaca di Yogyakarta Terasa Dingin Akhir-akhir Ini? Ini 5 Fakta Menariknya |
![]() |
---|
Kronologi 3 Wisatawan Asal Sragen dan Karanganyar Terseret Ombak di Pantai Parangtritis |
![]() |
---|
Banyak Moge Harley Davidson Lewat Jogja, Ada Event Apa? |
![]() |
---|
Produsen Anggur Merah Kaliurang Buka Suara, Produksi Dihentikan, Produk Ditarik dari Pasaran |
![]() |
---|
INFO Festival Durian Jogja di Sleman Ada All You Can Eat dan Lomba Makan Durian 26-29 Januari 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.