Tips Kesehatan

Tips Sehat: Hindari 6 Kebiasan Pemicu Infeksi Saluran Kemih

Gejala ISK seperti nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, sering buang air kecil, urin tampak keruh atau berbau kuat hingga nyeri panggul.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
net
Anyang-anyangan atau disuria, salah satu gejala dari ISK 

TRIBUNJOGJA.COM - Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika bakteri menyerang saluran kencing.

Gejala penyakit ini seperti nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, sering buang air kecil, urin yang tampak keruh atau berbau kuat hingga nyeri panggul pada wanita, terutama di bagian tengah panggul dan di sekitar area tulang kemaluan.

Dilansir dari laman Hello Sehat Kemenkes RI, berikut beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat mengakibatkan terjadinya infeksi saluran kemih.

1. Menyeka vagina dari belakang ke depan

Salah satu jenis bakteri yang umum menyebabkan ISK adalah E.coli. Bakteri ini biasanya terdapat di area anus.

Menyeka vagina Anda dari belakang ke depan setelah buang air kecil bisa membuat bakteri E.coli masuk ke lubang saluran kencing (uretra). 

Bahkan lebih penting untuk melakukan ini jika Anda mengalami diare. 

Mengalami diare dapat membuat Anda sulit untuk mengontrol buang air besar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran E.coli ke uretra.

Baca juga: 8 Khasiat Brotowali untuk Kesehatan Tubuh, di Antaranya untuk Diabetes dan Hipertensi

2. Kurang minum cairan

Cukup minum akan melancarkan buang air kecil sehingga bakteri berbahaya di dalam urine bisa langsung dikeluarkan.

Selain itu, utamakan untuk meminum air putih sebanyak 8 gelas (2 liter) air sehari.

Hindari kebiasaan terlalu sering minum alkohol dan minuman berkafein karena menyebabkan infeksi saluran kemih memburuk.

Alkohol dan minuman berkafein bisa meningkatkan keasaman urine yang bisa mengiritasi saluran kencing.

3. Menahan kencing

Kebiasaan menahan kencing mendorong pertumbuhan bakteri di saluran kemih.

Cobalah untuk tidak menahan lebih dari 3 – 4 jam untuk buang air kecil, terutama jika Anda tengah hamil.

Kehamilan juga bisa menghambat keluarnya urine sehingga bakteri yang seharusnya dikeluarkan tertahan di kandung kemih.

Pasalnya, janin di dalam rahim bisa menekan kandung kemih. Hal tersebut akan membuat Anda sulit mengeluarkan semua urine di dalam kandung kemih.

4. Tidak buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan intim

Aktivitas seksual meningkatkan kemungkinan terkena ISK, terutama jika Anda seorang wanita.

Pada wanita, bakteri dari luar dapat masuk dengan mudah ke uretra saat berhubungan seks.

Oleh karena itu, biasakan untuk segera buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan seks.

Kebiasaan ini untuk membersihkan organ intim dari bakteri yang dapat mengakibatkan ISK.

Baca juga: 5 Manfaat Siwak untuk Kesehatan Gigi dan Cara Penggunaannya untuk Sikat Gigi

5. Menggunakan produk kewanitaan berparfum

Vagina secara alami mengandung lebih dari 50 mikroba yang berbeda, banyak di antaranya adalah jenis bakteri yang disebut Lactobacilli.

Bakteri ini membantu menjaga keseimbangan pH vagina agar tetap sehat.
Terbiasa menggunakan produk kewanitaan beraroma, seperti sabun pembersih vagina, dapat mengganggu keseimbangan pH vagina.

Minyak mandi beraroma, sabun kewanitaan, dan berendam mandi busa juga dapat mengiritasi area intim, kemudian mengganggu ketidakseimbangan bakteri di vagina.

Ketidakseimbangan pH vagina memungkinkan pertumbuhan bakteri berbahaya di sekitar vagina. Bakteri ini bisa masuk ke uretra dan turut menginfeksi saluran kemih.

6. Kesalahan dalam penggunaan alat kontrasepsi

Beberapa jenis alat kontrasepsi dapat memicu pertumbuhan berlebih bakteri berbahaya.

Beberapa alat kontrasepsi tersebut di antaranya adalah diafragma, kondom tanpa pelumas, spermisida, dan kondom spermisida.

Vagina secara alami mengandung bakteri baik yang membantu menjaga vagina tetap sehat.

Namun, beberapa produk kontrasepsi di atas, dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik ini di vagina.

Ketika ketidakseimbangan terjadi, hal tersebut menyebabkan pertumbuhan berlebih bakteri berbahaya dan meningkatkan risiko ISK.(*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved