Berita Jogja Hari Ini
BPBD DIY Bersama World Food Programme Luncurkan Rencana Kontingensi Hidrometeorologi Siklon Tropis
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY bekerjasama dengan World Food Programme (WFP) meluncurkan dokumen Rencana Kontingensi
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY bekerjasama dengan World Food Programme (WFP) meluncurkan dokumen Rencana Kontingensi Hidrometeorologi Siklon Tropis di DIY.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad mengatakan sepanjang 2023, tercatat ada 1.418 bencana di DIY, yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir, puting beliung, tanah longsor, dan lain-lain.
Ia menyebut dokumen Rencana Kontingensi Hidrometeorologi Siklon Tropis di DIY ini tidak hanya berfungsi sebagai panduan, tetapi juga komitmen semua pihak dalam melindungi dan menyelamatkan masyarakat dari dampak buruk siklon tropis.
Baca juga: Ratusan UMKM Gunungkidul Meriahkan Pameran Potensi Expo 2024
“Dokumen ini menggunakan pendekatan aksi antisipatif, yang disusun dengan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Pemda DIY dengan beberapa OPD, TNI/Polri, Basarnas, akademisi, kwarda, hingga masyarakat untuk memberikan ketahanan bencana di DIY,” katanya, Rabu (22/05/2024).
Ia melanjutkan peluncuran dokumen Rencana Kontingensi Hidrometeorologi Siklon Tropis ini menjadi momentum strategis penanggulangan bencana, termasuk unsur pentahelix untuk bekerjasama dalam mengupayakan kesiapsiagaan bencana di DIY.
Dengan adanya dokumen tersebut, ia berharap dapat melakukan tindakan antisipatif yang lebih terkoordinasi dan efektif.
Tentunya, dokumen rekon tersebut harus ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan, termasuk simulasi dan praktik lapangan.
“Mudah-mudahan ke depan bisa ditindaklanjuti dengan peraturan gubernur untuk mengikat komitmen seluruh pihak,” lanjutnya.
Sementara itu, Head of Disaster Risk Reduction, Supply Chain and Climate Resilience World Food Programme, Katarina Kohutova mengungkapkan bencana alam dapat mengancam keselamatan jiwa, harta benda, dan keberlangsungan pembangunan.
Secara geografis,DIY tidak lepas dari ancaman bencana, termasuk siklon tropis yang menimbulkan dampak destruktif seperti angin kencang, banjir, dan tanah longsor.
“Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki rencana kontingensi yang komprehensif, sehingga dapat melindungi masyarakat dan meminimalkan kerusakan. Dan rencana kontingensi ini sudah melewati proses yang panjang, mulai dari FGD, konsultasi publik, konsultasi teknik, sehingga dokumen ini menjadi dokumen yang komprehensif,” ungkapnya.
Ia berharap seluruh pihak dapat bekerja sama dengan lebih baik, lebih cepat, lebih tepat untuk masyarakat lebih tangguh. Ia juga ingin agar DIY menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam menghadapi bencana.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum Setda DIY, Dewo Isnu Broto Imam Santoso mewakili Sekda DIY,Beny Suharsono menerangkan berdasarkan dokumen kajian bencana DIY tahun 2021-2026, terdapat enam ancaman bencana yang berisiko, antara lain banjir, kekeringan, cuaca ekstrem,tanah longsor, gempa bumi, dan tsunami, dari 14 ancaman bencana yang ada.
Pada tahun 2017 lalu, DIY menghadapi badai siklon cempaka. Tercatat ada 151 korban terdampak di Kota Yogyakarta, 58 di Kulon Progo, 3.276 di Gunungkidul, Sleman 214, dan paling banyak Bantul yaitu 4.756.
Kronologi Wisatawan asal Jakarta Hilang di Pantai Siung, Jenazah Ditemukan di Pantai Krakal |
![]() |
---|
KENAPA Cuaca di Yogyakarta Terasa Dingin Akhir-akhir Ini? Ini 5 Fakta Menariknya |
![]() |
---|
Kronologi 3 Wisatawan Asal Sragen dan Karanganyar Terseret Ombak di Pantai Parangtritis |
![]() |
---|
Banyak Moge Harley Davidson Lewat Jogja, Ada Event Apa? |
![]() |
---|
Produsen Anggur Merah Kaliurang Buka Suara, Produksi Dihentikan, Produk Ditarik dari Pasaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.