Kesaksian Warga Soal Duel Maut Pengamen Vs Manusia Silver di Prambanan Klaten
Duel maut berdarah itu melibatkan tiga orang yang berprofesi sebagai pengamen dan manusia silver
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Garis polisi tampak terpasang mengelilingi jalan dekat perlintasan kereta api Stasiun Brambanan di Dukuh Tegalharjo, Desa Kebondaleman Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Rabu (8/5/2024).
Garis polisi dipasang karena tempat tersebut merupakan lokasi duel maut yang menewaskan dua orang laki-laki.
Satu orang diketahui tewas di tempat, sedangkan satu lainnya meninggal dunia di RS Bhayangkara DIY.
Duel maut berdarah itu melibatkan tiga orang yang berprofesi sebagai pengamen dan manusia silver. Dua orang korban berinisial W dan S adalah pengamen yang menempati rumah indekos cukup jauh dari TKP.
Sementara terduga pelaku B berprofesi sebagai manusia silver yang menempati rumah indekos tepat di depan TKP.
Jaraknya sekitar 5 meter dari lokasi korban ditemukan tergeletak bersimbah darah oleh warga.
Bercak darah yang mengering pun masih terlihat di tempat kejadian. Noda darah kering itu tampak bercecer di aspal jalan, seolah menunjukkan posisi korban menghembuskan napas terakhir.
Kejadian yang mengegerkan masyarakat Prambanan, Klaten, dan sekitarnya itu sedang diselidiki oleh polisi.
Kapolres Klaten, AKBP Warsono, menyebut pihaknya sedang mendalami identitas dan memburu terduga pelaku peristiwa itu.
"Kami sedang mendalami (identitas) terduga pelaku. Mereka itu teman sesama pengamen, sehingga sama-sama tidak punya KTP," kata AKBP Warsono, Rabu (8/5/2024).
Baca juga: Polres Klaten Dalami Identitas Korban dan Terduga Pelaku Duel Maut di Prambanan Klaten
Adapun, motif yang memicu kejadian duel maut tersebut juga kini sedang diselidiki pihak kepolisian. Pihaknya juga tengah menunggu hasil autopsi korban.
Salah seorang warga bernama Ahmad (44), mengungkapkan detik-detik duel maut itu terjadi.
Meski tidak melihat insiden itu sejak awal. Namun, saat kejadian ia mendengar suara berisik seperti orang sedang bertengkar di ruas jalan kampung tepat di depan rumahnya.
"Kejadiannya itu habis Magrib. Dari dalam rumah saya mendengar suara berisik kayak orang berantem. Terus ada orang yang melerai uwis-uwis (sudah-sudah) gitu. Lalu, pas saya buka pintu, dua orang sudah tergeletak di jalan dan bersimbah darah," ceritanya.
Ahmad mengaku tidak menyangka insiden berdarah itu terjadi di depan rumahnya.
Bupati Klaten Sebut Tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu Punya Pesan Saling Memaafkan |
![]() |
---|
Puncak Tradisi Yaa Qowiyyu di Jatinom Klaten Meriah, 54.135 Kue Apem Dibagikan |
![]() |
---|
Pengakuan Warga Ikut Berebut Sebaran Apam Tradisi Yaa Qowiyyu di Jatinom Klaten |
![]() |
---|
Tradisi Sebaran Apem Yaa Qowiyyu Digelar, Warga Jatinom Klaten Ikut Sedekah |
![]() |
---|
Bendera Merah Putih Sepanjang 800 Meter Terbentang di Jalan Desa Tarubasan Klaten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.