Musim Pertama, 70 Persen Lahan Pertanian Padi di Kabupaten Gunungkidul Sudah Dipanen
Sekretaris DPP Gunungkidul, Raharjo Yuwono, mengatakan total luasan lahan padi yang ada di Kabupaten Gunungkidul mencapai 47.609 hektare.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM,GUNUNGKIDUL - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul mencatat sekitar 30.701 hektar atau 70 persen lahan pertanian di wilayah ini sudah dipanen sepanjang 2024.
Sekretaris DPP Gunungkidul, Raharjo Yuwono, mengatakan total luasan lahan padi yang ada di Kabupaten Gunungkidul mencapai 47.609 hektare.
Sehingga, tersisa luas lahan pertanian yang belum dipanen seluas 17.534 hektar.
"Beberapa lahan sisa tersebut, saat ini sudah memasuki proses panen. Seperti, di Semin dengan 4.011 hektare, Saptosari dengan 3.339 hektare, dan Ponjong dengan 3.828 hektare,"ujar dia saat dikonfirmasi pada Rabu (1/5/2024).
Dia mengklaim, hasil produksi pertanian padi tahun ini sangat baik. Rata-rata per hektare lahan pertanian bisa menghasilkan sekitar 5 ton gabah kering giling (GKG).
"Sehingga kalau dikalkulasikan untuk hasil produksi padi dari total lahan yang sudah dipanen sebanyak kira-kira mencapai 150.375 ton GKG,"tuturnya.
Dengan tren positif tersebut, kata dia, diprediksi hasil produksi padi untuk masa tanam pertama 2024 di wilayah Gunungkidul mencapai 235 ribu - 240.000 ton GKG.
"Kita optimis nilai produksi pertanian tetap akan mencapai target. Sebab, ini didukung dengan curah hujan yang masih cukup baik mencapai 70 mm sampai 100 mm. Seperti, di Semin merupakan lahan sawah dan sawah tadah hujan, pada waktu itu curah hujan akan bagus,"ucapnya.
Terpisah, Kepala DPP Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan untuk mendukung peningkatan hasil produksi pertanian maka pihaknya membangun sumur bor di dekat lahan pertanian warga.
Seperti, di Ngawen tepatnya di poktan Ngudi Rejeki Banaran dan di poktan Ngudi Makmur, Dusun Ngawen, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul.
"Masing- masing sumur bor dibiayai lewat anggaran PIS (Pagu Indikatif Sektoral) Dinas Pertanian dan Pangan APBD Kabupaten Gunungkidul 2023 dengan anggaran senilai Rp 96.625.000,"ujarnya.
Dia mengatakan, alokasi dana tersebut dipergunakan untuk pengeboran sumur, pembelian pompa air, pembuatan bak air, instalasi listrik, pipa distribusi ke lahan.
"Dengan adanya sumur irigasi pertanian para petani dapat meningkatkan peningkatan produktivitas dan pendapatan petani,"tutupnya. (*)
Tradisi Wiwitan di Kota Yogya Dihidupkan Kembali, Ajak Generasi Muda Aktif Bertani |
![]() |
---|
Serapan Pupuk Subsidi di Gunungkidul Baru Mencapai 19,66 Persen |
![]() |
---|
Serapan Pupuk Subsidi di Gunungkidul Masih Rendah, Petani Diminta Segera Tebus |
![]() |
---|
Kendalikan Tikus, 12 Pasang Burung Hantu Dilepaskan di Area Persawahan di Gunungkidul |
![]() |
---|
Tradisi Methik Pari, Penghormatan bagi Alam saat Panen Padi Tiba oleh Warga Dengok Gunungkidul |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.