Kendalikan Tikus, 12 Pasang Burung Hantu Dilepaskan di Area Persawahan di Gunungkidul
Sebanyak 24 ekor burung hantu itu dilepaskan ke lahan-lahan pertanian yang teridentifikasi memiliki tingkat serangan tikus yang tinggi.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul melepaskan sebanyak 12 pasang burung hantu (Tyto alba) di sejumlah wilayah pertanian.
Sebanyak 24 ekor burung hantu itu dilepaskan ke lahan-lahan pertanian yang teridentifikasi memiliki tingkat serangan tikus yang tinggi.
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan DPP Kabupaten Gunungkidul, Ari Widyastuti, mengatakan langkah ini merupakan bagian dari gerakan pengendalian hama tikus di lahan pertanian padi milik petani.
Adapun 12 pasang burung hantu tersebut dibagikan kepada 12 kelompok tani penerima yang tersebar di kapanewon Ponjong 8 kelompok tani, Nglipar 2 Kelompok tani,Ngawen 1 kelompok tani dan Semin 1 kelompok tani.
"Pelepasan burung hantu ini sebagai cara alami dan ramah lingkungan untuk mengendalikan hama tikus. Tidak perlu pestisida, dan sekaligus membantu pelestarian burung," tuturnya pada Selasa (8/7/2025).
Ia menjelaskan burung hantu merupakan predator alami dari tikus. Yang mana, burung hantu dikenal efektif dalam memburu tikus,membantu mengurangi populasi hama yg merusak tanaman di lahan pertanian.
"Selain mengendalikan tikus secara alami, penggunaan burung hantu juga mengurangi penggunaan pestisida kimia ( racun tikus) sehingga akan menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan hasil panen bagi petani," terangnya.
Dia menambahkan pihaknya juga membangun fasilitas rumah burung hantu (rubuha) sebagai tempat transit dan berkembang biak.
Hingga akhir Juni 2025, sudah terpasang sejumlah unit rubuha di seluruh kapanewon sentra padi di Gunungkidul.
“Rubuha ini penting supaya burung hantu betah dan menetap di lokasi yang banyak tikusnya. Jadi, diharapakan populasinya terjaga dan ekosistem tetap seimbang,” ungkap dia.
Sementara itu, Sekretaris DPP Kabupaten Gunungkidul, Yuwono Raharjo, menambahkan tikus masih menjadi musuh utama petani yang menyebabkan kerusakan pada tanaman padi, sehingga berdampak pada penurunan produksi.
"Maka dari itu, dengan adanya program ini diharapkan hama tikus bisa berkurang," tandasnya. (*)
Serapan Pupuk Subsidi di Gunungkidul Masih Rendah, Petani Diminta Segera Tebus |
![]() |
---|
Ramalan Shio Besok Rabu 23 Juli 2025 Shio Tikus Shio Monyet Shio Kelinci Shio Kambing |
![]() |
---|
ARTI MIMPI Melihat Tikus Kecil di Kamar Menurut Primbon Jawa, Pertanda Apa? |
![]() |
---|
12 Ramalan Shio Besok Rabu 16 Juli 2025 Shio Tikus Shio Kerbau Shio Ular Shio Kambing |
![]() |
---|
Perburuan Tikus-tikus Pembawa Bakteri Leptospira di Kota Yogyakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.