Serapan Pupuk Subsidi di Gunungkidul Masih Rendah, Petani Diminta Segera Tebus 

DPP Gunungkidul mencatat serapan pupuk subsidi belum mencapai 15 persen dari total alokasi tahun ini.

bsip.pertanian.go.id/
ILUSTRASI - Pupuk subsidi jenis Urea 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Serapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Gunungkidul hingga pertengahan Juli 2025 masih tergolong rendah.

Dinas Pertanian dan Pangan  (DPP) Gunungkidul mencatat dari alokasi yang telah ditetapkan, serapan pupuk subsidi belum mencapai 15 persen dari total alokasi tahun ini.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono, mengatakan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul menyebutkan, dari total alokasi pupuk subsidi, untuk pupuk urea yang terserap baru sekitar 8,27 persen dari target sebesar 19.317 ton, atau yang baru tersalurkan sebanyak 1.596,768 ton.

Sementara itu, untuk pupuk jenis NPK, realisasi penyaluran baru mencapai 11,39 persen.

Dari alokasi sebesar 17.251 ton, atau baru sebanyak 1.964,242 ton yang berhasil disalurkan ke petani.

Sedangkan pupuk NPK Formula Khusus sama sekali belum terserap, dari alokasi 18 ton, serapan masih nol persen.

“Capaian ini masih jauh dari target. Kami mendorong petani, khususnya yang telah masuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), untuk segera menebus pupuk subsidi yang tersedia di kios resmi,” ujarnya,  pada Rabu (23/7/2025).

Baca juga: Bupati Gunungkidul Ingatkan Penerima Bansos: Jangan Dipakai untuk Beli Rokok dan Skincare

Ia menjelaskan, rendahnya penyerapan bisa berdampak negatif pada sektor pertanian, terutama menjelang musim tanam berikutnya.

Jika pupuk tidak segera dimanfaatkan, pertumbuhan tanaman bisa terganggu dan hasil panen menurun.

Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab rendahnya serapan antara lain masih minimnya informasi yang diterima petani mengenai ketersediaan pupuk di lapangan, keterlambatan dalam proses penebusan, hingga kendala administratif di tingkat kelompok tani.

“Kami minta kelompok tani aktif berkoordinasi dengan penyuluh pertanian. Jangan sampai pupuk yang sudah dialokasikan tidak dimanfaatkan dan berujung pada pengurangan kuota tahun depan,” tegasnya.

Pemerintah daerah juga mengimbau agar petani memanfaatkan pupuk subsidi secara bijak dan sesuai anjuran teknis agar dapat menunjang produktivitas pertanian secara optimal.

"Percepatan penyerapan pupuk subsidi harus dilakukan untuk menunjang ketahanan pangan dan produktivitas sektor pertanian di Gunungkidul," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, mengatakan ada banyak faktor yang membuat penyerapan pupuk bersubsidi belum maksimal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved