Memahami Seni dan Seniman Kontemporer
Pada awal proyek Tabon akan dibuat, Nabila Fitra Fiandini diperkenalkan sebuah pameran yang melibatkan seluruh masyarakat, tanpa terkecuali
Pada zaman sekarang, seringkali kita dihadapkan terhadap masalah pembatasan sebagai contoh pembatasan budaya.
Ia mengibaratkan terdapat orang yang memiliki pemikiran barat dan timur yang saling berseberangan.
Padahal pemikiran barat dipengaruhi oleh pemikiran timur, begitu juga sebaliknya.
Dalam tulisannya, ia meniadakan batasan-batasan ini sehingga membuat kita dapat melihat kompleksitas dari seniman itu sendiri.
“Pameran seni kontemporer sekarang tidak begitu inklusif, pameran Tabon bisa menjadi salah satu intervensi menghapus batas tersebut dan menjadikan ini pesta rakyat. Kalau saya harus mengajak, ini salah satu pameran yang mencoba mengembalikan seni kepada masyarakat, melihat latar belakang senimannya dan juga mungkin nilai-nilai yang diperjuangkan di dalam praktik kesenimanan mereka, kalau kita tarik garis benangnya adalah untuk masyarakat itu sendiri jadi ketika masyarakat melihat pameran ini merasa terangkul.”
Di akhir sesi wawancara ia berharap setiap pengunjung yang datang di pameran Tabon tidak merasa asing dan merasa dirangkul secara inklusif.
Ia meilhat bahwa pameran Tabon dapat menghapus batas-batas dan mengembalikan seni kepada masyarakat. (rls)
Koperasi Seniman di Jogja Inisiasi Pasar Merdeka, Bergulir di TBEG Akhir Pekan Ini |
![]() |
---|
21 Kecamatan Meriahkan Parade Seni Budaya HUT ke-80 RI Kabupaten Magelang |
![]() |
---|
4 Seniman Muda Autistik Buktikan Keterampilan Karya Seni Lewat Pameran "Struggle" |
![]() |
---|
Seni dan Literasi Bersinergi: Kisah Pulihkan Karst lewat Pameran The Story of Giri Sela Kandha |
![]() |
---|
Pleidoi dari Tim Hukum Bongkar Peran Pihak Lain dalam Dugaan Korupsi P4TK Seni Budaya Yogyakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.