Berita Pendidikan Hari Ini
Kisah Boymaira Suat Pasai, Anak Pulau Buru di Maluku yang Kini Bisa Kuliah Magister Ilmu Hukum UGM
Satu dari masyarakat Pulau Buru bernama Ratu Boi Maira Suat Pasai atau Boymaira Suat Pasai pun memulai jejak perantauannya ke Yogyakarta, tepatnya ke
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mendengar Pulau Buru pasti akan membuat kita teringat tempat pengasingan politik pada era Orde Baru di Indonesia.
Di masa itu, banyak aktivis politik yang diasingkan ke pulau tersebut, termasuk bapak pendiri bangsa, Soekarno.
Di balik semua kisah masa lalu, Pulau Buru, yang terletak di Provinsi Maluku memiliki kekayaan alam yang besar dengan berbagai jenis vegetasi.
Pantai-pantai yang indah dengan pasir putihnya, terumbu karang yang mempesona, dan keanekaragaman hayati bawah laut menjadi daya tarik wisatawan.
Pulau Buru juga terkenal dengan kekayaan budayanya, termasuk tarian dan seni musik tradisional.
Di pulau itu, ada kurang lebih 142.304 jiwa penghuni, jauh lebih sedikit ketimbang Kota Ambon yang ditinggali 362.639 orang.
Mereka pun kerap kali disangkutpautkan dengan aktivitas kriminal hingga menyebabkan kematian yang sia-sia. Belum lagi perseteruan tambang emas antar warga dan kasus jual beli tanah yang semrawut membuat gesekan antar warga berlangsung begitu saja.
Satu dari masyarakat Pulau Buru bernama Ratu Boi Maira Suat Pasai atau Boymaira Suat Pasai pun memulai jejak perantauannya ke Yogyakarta, tepatnya ke kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) demi menjadi ahli hukum yang mumpuni.
Baca juga: GIPI DIY Optimis Industri Pariwisata Bakal Lebih Baik Dari Lebaran Tahun Lalu
Boy, begitu ia disapa, memahami banyaknya pertikaian warga di Pulau Buru terjadi karena rendahnya pendidikan dan sulitnya akses ilmu pengetahuan.
Maka, dengan tekad yang kuat, Boy yang tumbuh besar di Kabupaten Buru Selatan, Pulau Buru, Maluku itu ingin merajut mimpi mengakses pendidikan tertinggi.
Ia tak berdiam diri dengan sekadar lulus SMA dan sarjana, tapi terus melanjutkan studi hingga jenjang magister.
Leluhur Boy berasal dari Kepulauan Kei, Maluku.
Orang tuanya kemudian hijrah ke Pulau Buru untuk mencari kehidupan di sana dan menjadi petani dengan menanam pohon cengkeh, pala, dan kopra.
Di sinilah akhirnya Boy terlahir dan menghabiskan sebagian besar waktunya di Kabupaten Buru Selatan.
Catatan Pakar UGM tentang Makan Bergizi Gratis Budget Rp 10 Ribu: Masaknya Dekat Sekolah |
![]() |
---|
PMB PTKIN 2025 Mulai Dibuka, Diikuti 59 Kampus termasuk UIN Sunan Kalijaga |
![]() |
---|
Guru Besar UGM Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis |
![]() |
---|
Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Siswa SD Muhammadiyah Suronatan Antusias |
![]() |
---|
Disdik Sleman Gelar Festival Komunitas Belajar 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.