Berita Pendidikan Hari Ini

Kisah Boymaira Suat Pasai, Anak Pulau Buru di Maluku yang Kini Bisa Kuliah Magister Ilmu Hukum UGM

Satu dari masyarakat Pulau Buru bernama Ratu Boi Maira Suat Pasai atau Boymaira Suat Pasai pun memulai jejak perantauannya ke Yogyakarta, tepatnya ke

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Boymaira Suat Pasai, calon mahasiswa Magister Ilmu Hukum di UGM dari Pulau Buru. Dia berhasil mendapatkan beasiswa LPDP melalui program beasiswa daerah afirmasi dan mulai kuliah pada pertengahan 2024 nanti 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mendengar Pulau Buru pasti akan membuat kita teringat tempat pengasingan politik pada era Orde Baru di Indonesia.

Di masa itu, banyak aktivis politik yang diasingkan ke pulau tersebut, termasuk bapak pendiri bangsa, Soekarno.

Di balik semua kisah masa lalu, Pulau Buru, yang terletak di Provinsi Maluku memiliki kekayaan alam yang besar dengan berbagai jenis vegetasi.

Pantai-pantai yang indah dengan pasir putihnya, terumbu karang yang mempesona, dan keanekaragaman hayati bawah laut menjadi daya tarik wisatawan.

Pulau Buru juga terkenal dengan kekayaan budayanya, termasuk tarian dan seni musik tradisional.

Di pulau itu, ada kurang lebih 142.304 jiwa penghuni, jauh lebih sedikit ketimbang Kota Ambon yang ditinggali 362.639 orang.

Mereka pun kerap kali disangkutpautkan dengan aktivitas kriminal hingga menyebabkan kematian yang sia-sia. Belum lagi perseteruan tambang emas antar warga dan kasus jual beli tanah yang semrawut membuat gesekan antar warga berlangsung begitu saja.

Satu dari masyarakat Pulau Buru bernama Ratu Boi Maira Suat Pasai atau Boymaira Suat Pasai pun memulai jejak perantauannya ke Yogyakarta, tepatnya ke kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) demi menjadi ahli hukum yang mumpuni.

Baca juga: GIPI DIY Optimis Industri Pariwisata Bakal Lebih Baik Dari Lebaran Tahun Lalu

Boy, begitu ia disapa, memahami banyaknya pertikaian warga di Pulau Buru terjadi karena rendahnya pendidikan dan sulitnya akses ilmu pengetahuan.

Maka, dengan tekad yang kuat, Boy yang tumbuh besar di Kabupaten Buru Selatan, Pulau Buru, Maluku itu ingin merajut mimpi mengakses pendidikan tertinggi.

Ia tak berdiam diri dengan sekadar lulus SMA dan sarjana, tapi terus melanjutkan studi hingga jenjang magister.

Leluhur Boy berasal dari Kepulauan Kei, Maluku.

Orang tuanya kemudian hijrah ke Pulau Buru untuk mencari kehidupan di sana dan menjadi petani dengan menanam pohon cengkeh, pala, dan kopra.

Di sinilah akhirnya Boy terlahir dan menghabiskan sebagian besar waktunya di Kabupaten Buru Selatan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved