Berita Pendidikan Hari Ini
Kisah Boymaira Suat Pasai, Anak Pulau Buru di Maluku yang Kini Bisa Kuliah Magister Ilmu Hukum UGM
Satu dari masyarakat Pulau Buru bernama Ratu Boi Maira Suat Pasai atau Boymaira Suat Pasai pun memulai jejak perantauannya ke Yogyakarta, tepatnya ke
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Kehidupan ekonomi masyarakat Pulau Buru bergantung pada hasil laut dan pertanian di darat. Sebagai gambaran untuk komoditas kopra per kilonya dihargai Rp3.000 saja.
Sekali panen biasanya terjual sampai satu ton sehingga menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 3.000.000. Selama setahun ada dua kali panen.
Apabila di total dengan asumsi per panen satu ton, maka hanya terkumpul uang panen sebesar Rp6.000.000 saja selama satu tahun.
Penghasilan seperti itu tentu saja tak cukup untuk menghidupi keluarga dengan rata-rata memiliki tiga sampai lima anak di rumah.
Dengan kondisi seperti itu tentunya tak heran apabila rata-rata pendidikan masyarakat di sana hanyalah tamatan SMP atau SMA. Pendidikan tinggi masih jauh dari asa.
“Mungkin psikologi mereka ketika mereka melanjutkan sampai tingkat kuliah itu menjadi penghambat di ekonomi (keluarga) mereka” kata Boy melansir laman LPDP, Senin (8/4/2024).
Akar struktural inilah yang membuat pendidikan tidak menjadi prioritas utama untuk dikejar.
Bahkan keengganan bersekolah tinggi juga dimiliki oleh orang-orang yang notabene memiliki cukup kekayaan seperti para pemilik kebun. Mereka berpikir bahwa lulus sekolah belum tentu mendapat pekerjaan yang layak.
Menjadi suatu keberuntungan ketika keluarga Boy punya kesadaran dengan menginginkan anak-anaknya bisa menempuh pendidikan tinggi.
Dari kelima saudara, tiga orang telah tamat sarjana termasuk Boy.
Jalan Terjal Mengakses Pendidikan di Wilayah Kepulauan
Maluku adalah wilayah kepulauan yang akses dari satu pulau ke pulau lainnya membutuhkan transportasi laut atau udara.
Sekolah dan universitas yang bagus masih berada di pulau lainnya.
Meski masih di wilayah Maluku, perjalanan Boy cukup berliku untuk bisa mencapai Pulau Ambon tempatnya menempuh pendidikan.
Dari kampungnya, ia terlebih dahulu menuju Kota Namrole dan melanjutkan ke Kota Ambon menggunakan kapal feri dalam waktu tempuh tujuh sampai delapan jam.
Catatan Pakar UGM tentang Makan Bergizi Gratis Budget Rp 10 Ribu: Masaknya Dekat Sekolah |
![]() |
---|
PMB PTKIN 2025 Mulai Dibuka, Diikuti 59 Kampus termasuk UIN Sunan Kalijaga |
![]() |
---|
Guru Besar UGM Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis |
![]() |
---|
Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Siswa SD Muhammadiyah Suronatan Antusias |
![]() |
---|
Disdik Sleman Gelar Festival Komunitas Belajar 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.